Part 42

500 71 14
                                    

"Semuanya hancur dalam sehari tanpa peduli 20 tahun sudah kebahagiaan itu menghampiri"
-Bellani Rahma-

***

Hati Bella semakin hancur ketika melihat Bundanya yang menangis. Apalagi setelah mengetahui semuanya. Dia bukan anak kandung Rafi ataupun Ema, dia bukan siapa-siapa disini.

Flashback On
Setelah sampai rumah, Bella dan Rafi segera masuk. Menghampiri Ema, Rara dan Ridwan yang sedang bercanda tawa di ruang keluarga. Tawa mereka reda saat Rafi dan Bella datang. Ema yang melihat Bella dengan mata sembab langsung menatap suaminya dengan tatapan meminta penjelasan.

Rafi hanya menatapnya sendu. Ema yang mengerti langsung mendekati Bella.

"Bell, kamu kenapa nak?" Tanya Ema lalu meraih tangan Bella, tapi Bella menepisnya kasar.

Rara dan Ridwan yang melihatnya terbelalak. Selama ini Bella yang dikenalnya lembut seketika menjadi kasar. Mungkin ini sisi lain Bella yang tak pernah terlihat.

"Bella udah tau semuanya bun" Ujar Rafi.

"Nak, dengerin bunda dulu ya nak" Ujar Ema kini dengan tangisannya.

"Kenapa bun, kenapa bunda bohongin Bella.." Ujar Bella. Airmatanya kembali luruh.

"Bell gak gitu maksud bunda" Ujar Ema.

"Kenapa gak dari awal aja bunda bilang Bella ini bukan anak kalian? Kenapa seolah-olah Bella di buat percaya kalau Ayah adalah Ayah tiri bella dan bunda ibu kandung bella. Sedangkan sebenarnya bella bukan darah daging kalian. Bella orang asing disini" Bella semakin terisak.

Rara dan Ridwan yang mendengarnya kaget bukan main. Orang yang dianggap adik oleh Ridwan dan kakak oleh Rara tak ada hubungan darah dengan mereka.

"Kenapa setelah 20 tahun Bella baru tau ini semua bun? Kenapa kalian pintar menutupi ini semua?" Tanya Bella. Kini kakinya terasa lemas hingga duduk dilantai. Ema ikut duduk dan mendekap Bella dengan airmata yang sama terisaknya.

"Bella.. Maafin bunda.. Bunda sama ayah cuma mau kamu nggak ngerasa beda dengan ridwan dan rara. Kalian anak kami bell. Kami sayang kalian" Ujar Ema. Rara dan Ridwan yang sedari tadi diam langsung ikut menghampiri Bella. Rara mendekap bella.

"Kak.. rara sayang sama kakak.. Kak bella jangan gini." Ujar Rara.

"Kenapa semua terjadi sama Bella? Hiks hiks.. Kenapa Tuhann" Bella semakin terisak dalam tangisnya.

"Semuanya hancur yah, bun.. Kenapa setelah 20 tahun Bella menikmati kebahagiaan ini, Bella baru tau semuanya? Kenapa yah bun? Kenapa kalian tega bohongin Bella?" Ujar Bella dalam isakannya. Ema dan Rara semakin mendekapnya erat.

"Bella sayang. Lihat bunda" Ema menangkup pipi Bella agar menatap matanya. Yang sama-sama sedang menangis sekarang.

"Bunda sama Ayah nglakuin ini karna bunda sama ayah gak mau kamu ngerasa beda. Kamu, Ridwan, dan Rara sama. Sama-sama anak Ayah dan Bunda. Kandung atau tidak berhubungan darah atau tidak. Yang jelas kalian harta terindah Ayah sama Bunda" Ujar Ema berusaha tenang meski tak bisa menutupi isakannya.

"Bella.. Udah ya jangan kayak gini. Ayah sama bunda tetap sayang sama Bella. Apapun status bella di rumah ini" kini Rafi yang berbicara. Berusaha membantu istrinya menenangkan Bella.

Perlahan Bella menghentikan tangisnya. Mencoba lebih tenang dan membicarakan semuanya baik-baik.

Flashback Off

Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang