Ini masih Flash back ya guys.
.
.
.Ema langsung membawa Afisan dan Affan ke lantai atas karna jenazah mama Afisan akan segera di mandikan. Ema terus berusaha menenangkan Affan dan Afisan yang masih menangis.
"Kalian harus kuat ya, kan cowok masa sih mau nangis terus" Ujar Ema.
"Tapi tante, mama mau kemana?" Tanya Afisan polos.
"Mama kamu akan bahagia nak, jadi kamu juga harus senyum" Ujar Ema.
"Iya dek, kita harus kuat buat mama" Ujar Affan.
"Iya bang" Ujar Afisan.
Setelah semua hal sudah siap, Ema membawa Affan dan Afisan turun untuk ikut memakamkan mamanya.
Pemakaman berjalan lancar meski kesedihan masih menyelimuti kedua anak laki-laki yang kini menangis di nisan mamanya. Rafi dan Reza menjauh, sedangkan Ema berusaha menguatkan Affan dan Afisan.
"Za, kamu harus kuat" Ujar Rafi pada Reza.
"Aku ikhlas fi, tapi, sebab dia pergi yang membuatku tak ikhlas" Ujar Reza.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan nanti?" Tanya Rafi.
"Aku akan berhenti nyanyi dangdut fi, aku akan meneruskan perusahaan papa dan aku akan melarang kedua anakku mengikuti jejakku di dunia hiburan" Ujar Reza.
"Apa mereka bisa menerima za?" Tanya Rafi.
"Affan aku yakin bisa, tapi Afisan entahlah, bahkan dia masih terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi" Ujar Reza.
"Pelan-pelan za, aku yakin kamu bisa" Ujar Rafi menepuk pundak Reza.
Mereka lalu beranjak pulang, Ema berusaha mengajak Affan dan Afisan untuk pulang. Setelah sampai rumah Reza, Rafi dan Ema berpamitan. Tak lupa mereka menemui Affan dan Afisan.
Flash Back Off.
Afisan mengingat kembali hal pahit yang pernah terjadi dalam hidupnya. Airmatanya mengalir. Rara yang sedaritadi memperhatikan Afisan bingung kenapa Afisan malah menangis.
"San? Lo kenapa?" Tanya Rara.
"Gue keinget masa dimana mama pergi ninggalin gue, tanpa gue tau sebabnya" Ujar Afisan dengan airmata yang masih menetes.
"Lo harus bisa ikhlas San" Ujar Rara menenangkan.
"Dan lo tau Ra, karna ini papa larang gue nyanyi, pasti ada hubungannya sama kepergian mama" Ujar Afisan.
"Lo harus cari tau dulu san, jangan nyimpulin sepihak" Ujar Rara.
"Gue harus tanya bunda lo ra" Ujar Afisan.
"Kenapa bunda gue?" Tanya Rara.
"Kalo gak salah nih ya Ra, bunda lo dulu yang nemenin dan nenangin gue pas mama gue meninggal. Entah bener atau gak tapi wajahnya masih bisa gue inget walaupun waktu itu gue masih kecil" Ujar Afisan.
"Kok mama gue gak ngenalin lo sih san?" Tanya Rara.
"Paling lupa lah ra, dulu kan gue masih kecil belum kelihatan gantengnya, sekarang udah kelihatan nih" Ujar Afisan dengan pedenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Impian Kita (End)
RandomKisah 2 orang yang memiliki mimpi atau cita-cita yang sama tapi ada pertentangan dari orang tua.