🍱🍱🍱
Jeon Jungkook siang itu sedang kalut, pasalnya salah satu proyek yang sedang digarapnya tidak berjalan dengan mulus. Bukannya untung malah jadi buntung, rugi bandar. Konsekuensinya dia harus kena marah Bos Besar karena sudah merugikan dan tidak memberikan konstribusi yang positif untuk perusahaan. Kim Namjoon itu memang teman dan saudara sepupunya, tapi di perusahaan ini, dia tetaplah bossnya, orang yang berhak menilai pekerjaan Jungkook.
Tidak tahu salahnya di mana, yang jelas semua target tidak ada yang berjalan sesuai deadline. Jungkook sadar, sebagai boss yang telah mengeluarkan banyak biaya dan telah memberikan kepercayaan padanya, Namjoon berhak marah. Dan siang itu adalah pertama kalinya Kim Namjoon marah besar pada seorang Jeon Jungkook.
Jungkook bukannya kecewa dan sedih karena Namjoon yang semarah itu padanya, tapi dia lebih pada kecewa terhadap diri sendiri. Merasa bersalah, merasa tidak pantas, merasa tidak kompeten, dan merasa tidak berguna sama sekali. Ini seperti kamu membuang sampah tidak pada tempatnya.
Jungkook meninggalkan ruangannya sambil membanting pintu, membuat Jimin dan Hoseok yang berada dalam satu tim dan divisi dengannya kaget setengah mati. Belum saja hilang rasa heran mereka karena melihat Namjoon yang biasanya kalem dan bijaksana bisa semarah itu, kini ada lagi Jungkook yang biasanya cuma cuek dan diam saja juga sedang kalut tidak jelas.
Jimin berniat mengejar, ingin menenangkan sahabat sekaligus orang kepercayaan bossnya itu, tapi dia buru-buru ditahan oleh Hoseok yang mengatakan bahwa, "Biarkan saja, mungkin dia butuh waktu untuk berpikir sendiri."
Jadi Jimin mengalah.
Jungkook sendiri sedang berlari ke atap gedung, ingin mencari udara segar, ingin menenangkan diri, ingin menghirup udara bebas, tapi dia sudah keduluan rupanya. Di sana sudah ada Namjoon yang sedang merokok sambil ditemani pacarnya, Seokjin. Namjoon itu jarang merokok, dan Seokjin itu seorang designer yang sibuk setengah mati. Nah, kalau sampai kedua hal tersebut sampai datang bersamaan pada Namjoon begini, itu berati pria berdimple itu saat ini benar-benar kalut perasaan dan pikirannya. Sama seperti Jungkook, bedanya tidak ada orang seperti Seokjin yang ada di sisinya.
Beginilah buruknya kalau kau gila kerja sampai lupa pada kehidupanmu sendiri, kalau sedih begini tidak ada yang menemani, benar-benar menyedihkan. Begitu batin Jungkook saat menuruni anak tangga. Dia tidak menggunakan lift ngomong-ngomong, karena dia tahu saat jam makan siang begini lift akan ramai sekali.
Dia duduk di salah satu anak tangga, entah di lantai berapa. Dia tidak merokok, jadi sebagai gantinya dia mengeluarkan permen mint dari dalam saku jasnya.
Dia menghembuskan nafas pelan sambil menyugar rambutnya ke belakang. Dan tiba-tiba saja ada yang lewat di tangga itu, manusia kok, cowok tampan tapi manis, bermata karamel, dan rambut coklatnya sepertinya halus sekali. Jungkook sempat kaget karena tidak mengira bahwa ada orang lain sekain dirinya yang menggunakan tangga ini. Manusia tampan itu juga sama, mata sewarna karamelnya sempat melebar saat menyadari ada jungkook yang duduk di salah satu anak tangga.
"Annyeong Tim-jjangnim, selamat siang." sapa si manusia tampan itu formal.
Jungkook cuma mengangguk biasa. Dia pernah tidak sengaja melihat pegawai ini bersama Jimin, tapi tidak tahu namanya.
Pria tampan dan manis ini namanya Taehyung. Kim Taehyung. Pegawai intern di divisinya Yoongi, tapi Jungkook mana tahu, dia biasanya cuma peduli pada divisi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
"KOI NO YOKAN" [KOOKV]
Short StoryThe fact is, mau seruwet apa jalan ceritanya, Jungkook itu tetap bucinnya Taehyung, that's final, no coma coma club. Ini adalah edisi dibuang sayang. Akan berisi drable, oneshoot, atau two shoot, bergantung mood nanti. Kadang akan sangat pendek, dan...