🎀🎀🎀
Malam itu cuaca sedang lembab karena sore tadi hujan mengguyur seisi kota dengan sangat deras. Kim Seokjin sibuk membagikan secangkir cokelat panas kepada enam pemuda lain yang saat ini sedang bersamanya berada di balkon dorm mereka.
Mereka sedang memandangi malam tak berbintang, meskipun sebenarnya Jung Hoseok sedang asyik memainkan ponselnya dari tadi, dan Yoongi sedang sibuk bermimpi dengan kepala berada di area balkon dan leher sampai kakinya berada di dalam rumah.
Jeon Jungkook memandangi para hyungnya satu per satu, dimulai dari Namjoon yang sedang memandangi secangkir cokelat panasnya dengan penuh khidmat.
“Namjoon hyung, apa yang sedang kau lihat?” Jungkook bertanya.
“Cokelat panas.” jawabnya.
“Nah selamat, itu yang akan kau lihat setiap malam sebelum tidur kalau kau menikahi Jin hyung nanti.”
Jungkook mengangguk-anggukkan kepala dan Namjoon tersenyum samar mendengar ucapan maknaenya itu.
Lalu, Jungkook beralih kepada Seokjin yang kini sudah duduk tidak jauh dari Namjoon.
“Jin hyung, apa yang kau lihat di sebelah kirimu?”
Seokjin menoleh ke sebelah kiri, “Pecahan cangkir?” jawabnya tidak yakin.
“Nah, itu artinya kau harus bersiap bahwa cangkirmu akan sering pecah sesudah menikah nanti.”
Itu adalah cangkir milik Namjoon sebelum diganti dengan yang baru tadi.
“Sekarang apa yang kau lihat di sebelah kananmu hyung?” Jungkook bertanya lagi.
Jin menoleh ke sebelah kanannya, “Namjoon.” ucap Jin.
“Itu dia. Dia yang akan memecahkan cangkir-cangkirmu nanti.” Jungkook nyengir.
Selanjutnya, Jungkook beralih pada Hoseok yang sekarang sedang memandangi toples biskuit kosongnya. Main ponsel sambil ngemil membuatnya tidak sadar bahwa dia sudah menghabiskan seisi toples.
“Hoseok hyung, apa yang kau lihat?”
“Toplesku kosong.” jawab Hoseok acuh.
“Nah, ini sama seperti hatimu hyung, kosong melompong.” Jungkook menjulurkan lidah dan Hoseok membalasnya dengan melempar toples kosong tersebut ke arah Jungkook.
Sekarang, Jungkook sedang mendekati Yoongi yang sedang tidur-tidur ayam.
“Yoongi hyung, apa yang sedang kau lihat?” tanyanya pelan, takut membuat Yoongi terbangun sepenuhnya dan justru akan dimaki-maki setelahnya.
“Sedang melihat Jimin setinggi Lee Kwangsoo berdiri di sampingku.” jawab Yoongi secara sadar dan tidak sadar, seperti orang mengigau.
Jungkook sudah nyengir duluan, “Nah kalai itu memang hanya akan jadi mimpi hyung.”
Yang marah bukan Yoongi, tapi justru Jimin, karena lelaki itu sudah menendang-nendang kaki Jungkook dengan geram.
“Bilang apa kau, ha?”
Jungkook meminta ampun dan sesudah tenang kembali, Jimin melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat terputus, yaitu memandangi malam.
“Kau sedang melihat apa hyung?” tanya Jungkook manis.
“Tidak melihat apa-apa, hanya malam gelap.” Jimin menjawab.
“Benar. Benar-benar seperti masa depanmu hyung.” Jungkook berdecak seolah prihatin dan Jimin kembali melawannya dengan geram lagi.
Jungkook meringis saat berjalan ke arah Taehyung yang sedang meminum cokelat panasnya, kakinya habis ditendangi Park Jimin habis-habisan.
“Taehyungie~” panggilnya.
Yang dipanggil menoleh, lalu memandangi Jungkook dan kakinya secara bergantian.
“Sedang melihat apa?” tanya Jungkook.
Kini Jungkook berdiri menjulang di hadapan Taehyung.
“Jeon Jungkook.” kata Taehyung.
Maka, Jungkookpun tersenyum, “Oh, sedang melihat masa depanmu ternyata.”
Dan, setelah itu, Yoongi akhirnya merelakan bantalnya melayang ke kepala Jungkook.
Duuukkk.
🎀🎀🎀🎀
Singkat.
Hee, mau update selagi sempat, soalnya tadinya kupikir aku nggak akan sempat update sampai sesudah tahun baru nanti.
Bayi siapa ini, imut sekali~
Vomment jusseyo readers-nim
Thank chu
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
"KOI NO YOKAN" [KOOKV]
Historia CortaThe fact is, mau seruwet apa jalan ceritanya, Jungkook itu tetap bucinnya Taehyung, that's final, no coma coma club. Ini adalah edisi dibuang sayang. Akan berisi drable, oneshoot, atau two shoot, bergantung mood nanti. Kadang akan sangat pendek, dan...