52 The Voice 2

2.3K 483 14
                                    


Hallo







💨💨💨

















Celaka adalah saat Kim Namjoon mengajak Jungkook untuk mengunjungi rumah pacarnya, Kim Seokjin, lalu Namjoon dan Seokjin memutuskan untuk berbelanja makan malam dan meninggalkan Taehyung dan Jungkook berdua saja.




Taehyung memang belum kembali ke Daegu, alasannya orang tuanya memang sedang menitipkan Taehyung pada Seokjin karena sedang ada urusan di luar negeri. Dan sejak kejadian di dalam cafe pada malam itu, Taehyung belum pernah bertemu lagi dengan Jungkook, dia menolak dan tidak mau.



Tapi malam ini sepertinya Taehyung tidak bisa menolak takdir, karena malam ini dia berada dalam satu ruangan lagi dengan pemuda Jeon itu, berduaan saja.





Jungkook sedang menonton televisi dan Taehyung sedang berada di dapur, sedang membuat susu lalu ingin cepat-cepat mengunci diri di kamar. Itu adalah rencana Taehyung, tapi gagal total, Jungkook pelakunya.






“Taehyung...” Jungkook berucap, melangkah ke dapur.





Taehyung panik dan cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya, tapi langkahnya yang terburu-buru di hadang oleh Jungkook. Mereka kini berhadap-hadapan lagi dengan Taehyung yang berada di antara counter dapur dan tubuh Jungkook. Matanya membulat ngeri saat mengingat apa yang terakhir kali Jungkook lakukan padanya malam itu.




“Taehyung...” Jungkook memanggil lagi, kali ini dengan suara yang lebih rendah.





Taehyung mencoba mendorong tubuh Jungkook menjauh darinya, tapi sia-sia.





“Tidak mau berbicara lagi, eh?” Jungkook mengamati bibir di depannya yang masih terkatup rapat.





Taehyung tidak bergeming.





Jungkook menyusurkan tangannya di sepanjang paha, pinggang, punggung, dan berakhir di bokong pemuda Kim di depannya.








Taehyung menggigit bibir bawahnya sendiri saat Jungkook mengangkat dagunya untuk bertatapan dengan mata kelamnya.





“Mau kutelanjangi dulu baru bisa bicara, ha?” Jungkook berkata dingin dan Taehyung benar-benar ingin menangis sekarang.





Dia belum siap membuka diri kepada siapa pun.





Dia mendorong tubuh Jungkook sekuat tenaga untuk melepaskan diri dan berlari naik ke kamarnya, menangis.




Seumur hidup dia belum pernah bertemu dengan orang seperti Jungkook. Orang yang kurang ajar bukan main, tapi di sisi lain membuatnya nyaman dan justru memanusiakan dirinya.






Dan tidak butuh waktu lama bagi Jungkook untuk menyusul dan menemukan Taehyung yang sedang menangis.






“Kau cengeng sekali Taehyung, aku hanya ingin membuatmu bicara padaku saja.” Jungkook berucap dan duduk di sebelahnya, di pinggir ranjang.






Ada jarak di antara mereka, dan itu justru membuat tangis Taehyung semakin menjadi saja. Dia juga ingin bicara, dia ingin memaki-maki Jungkook setengah mati, ingin mengatainya brengsek, jahat, bangsat, dan ingin sekali memanggil namanya.








“Aku tidak memaksamu untuk berbicara di depan publik. Aku hanya ingin mendengar suara manismu untukku sendiri, karena menurutku, suaramu itu terlalu indah untuk disia-siakan, sementara di sini ada aku yang siap jadi pendengar.” Jungkook kali ini berkata dengan lebih halus, karena dia sesungguhnya sedang mencoba dan menahan diri untuk tidak berucap kasar, demi Taehyung.






Air mata Taehyung semakin bercucuran mendengar penuturan Jungkook. Selama ini, belum pernah ada yang berkata semanis dan sejujur ini padanya. Bisakah Taehyung membiarkan Jungkook menjadi pengecualian baginya?








“Suaramu selalu terngiang-ngiang di kepalaku dan aku hanya ingin mendengarnya lagi, Taehyung.” Jungkook beranjak dari duduknya, ingin membiarkan Taehyung menangis sendiri saja kalau dia memang tidak mau. Ingin membiarkan Taehyung tenggelam dalam kesedihannya lagi kalau memang dia tidak berhasil, dan ingin menyerah untuk menyelamatkannya kalau Taehyung memang tidak menerimanya.







Tapi, genggaman tangan yang seolah rapuh itu menghentikannya. Dia menatap pergelangan tangannya yang ditahan oleh jemari lentik dan rapuh itu, yang pemiliknya sedang menunduk sedih dan tidak berani menatapnya.


















“Jung... kook....” ucap suara itu patah-patah, “takut.” dia melanjutkan.













Dan Jungkook mengambil jemari itu untuk digenggamnya, juga kembali duduk lagi dan mengusap pelan air mata yang terus mengalir di pipi Taehyung, mengecupnya singkat sebelum membawa bocah itu ke dalam sebuah pelukan hangat.













“Terima kasih, Taehyung. Suaramu manis dan indah.” katanya.









💨💨💨💨

Pendek.
Sebab, sepanjang apa aku menulisnya, hasilnya sia-sia.
Sebanyak apa aku menulis hari ini dan hari hari kemarin, hasilnya sama saja, tidak ada yang kusuka.
Writer blocknya parah banget, lamaaaaaa~
Dulu aku nulis buat ngilangin stress. Sekarang aku stress nggam bisa nulis 😭

Mian malah curhat.

Thank chu readers-nim

(づ ̄ ³ ̄)づ

"KOI NO YOKAN" [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang