Siang ini panas sekali -_-
Aku heran, kenapa pemanasan global tidak berdampak pada hatimu.
Masih sama, dingin.*curhat
**abaikanKukpidot deh..
⛔⛔⛔
Niatnya, Taehyung itu kabur dari rumah, tapi tidak tahunya dia justru terdampar di tempat seperti ini. Salahkan papanya, yang menurutnya sangat menyebalkan itu.
Taehyung tidak tahu dia sedang ada di mana. Sudah pukul sepuluh lewat sekarang, dan tempat ini semakin sepi saat gelap. Karena lelah berjalan dan tidak tahu arah jalan pulang, seperti butiran debu, akhirnya Taehyung memutuskan untuk duduk saja di halte terdekat.
Papan informasi mengatakan bahwa bus terakhir yang lewat jalur itu adalah pada pukul 10.00 malam, itu berarti bus terakhir sudah lewat lima belas menit yang lalu. Damn.
Sialnya lagi, ponsel Taehyung sudah mati. Double kill.
Ingin menangis, tapi ditahan. Dia berdoa saja supaya tidak ada hantu, orang gila, atau penjahat yang lewat.
Beberapa saat kemudian, seseorang terlihat mendekat ke halte di mana Taehyung berada, karena memang di tempat itulah yang paling terang.
Orang itu mendorong motornya yang sepertinya mogok, entah kehabisan bensin atau bannya yang bocor, yang jelas orang itu sedang sama sialnya dengan dirinya.
Orang ini adalah Jungkook, tapi di sini mereka tidak saling mengenal, belum.
Jungkook memarkir motornya di depan halte, lalu menghampiri Taehyung yang dari tadi sok berusaha tidak memperhatikan kedatangan Jungkook, tapi sebenarnya dia penasaran sekali dengan orang ini.
Taehyung hanya takut kalau ternyata orang yang bersamanya sekarang ini adalah seorang penjahat kelamin. Aduuh.
Jungkook mengeluarkan sebungkus Marlboro dari saku jaketnya, lalu menyelipkan sebuah ke bibirnya, masih menghampiri Taehyung.
Jantung Taehyung hampir saja copot. Bukan karena dia takut setengah mati, tapi karena orang di hadapannya ini ganteng sekali. Heoll.
“Bagi korek, boleh?” Jungkook bertanya.
“Sorry, nggak jual korek.” Taehyung sok judes, muka ganteng belum tentu dia bukanlah seorang penjahat kelamin. Oh yeahhh.
“Jualnya apa dong?” Jungkook menaikkan sebelah alisnya.
“Jual ginjal buat nonton konser BTS.”
“Curhat kamu?” Jungkook semakin menaikkan sebelah alisnya.
Taehyung tidak menjawab, dia berusaha mengabaikan Jungkook.
Kok lucu juga si Jungkook malam-malam gini nemuin maklhuk aneh begini.
Akhirnya Jungkook ikut duduk di kursi halte. Jaraknya dengan Taehyung hanya sekitar satu meteran.
Jungkook memilin-milin rokok yang gagal dia nyalakan, “Tahu ada toko yang buka dua puluh jam di sekitar sini?”
Taehyung mengedikkan bahu.
“Ck.” Jungkook berdecak, rokoknya ia kembalikan ke dalam saku jaket.
“Mau cari yang buka dua puluh empat jam?” Kali ini Taehyung yang bertanya.
“Hmmm.” Jungkook hanya menggumam.
“Ada nih.”
“Mana?” Jungkook menoleh pada Taehyung.
“Hatiku.” dia mengatakan itu sambil menggerakkan dadanya naik turun dengan mukanya yang datar.
“Pfffftttttthhahah” Jungkook tertawa.
Menurutnya, orang di sampingnya ini benar-benar lucu.
Kali ini Taehyung yang mencebik.
Jungkook berhenti tertawa dan kembali memperhatikan Taehyung, “Malam-malam di tempat seperti ini sendirian, kamu bukan hantu, kan?”
“Memang ada ya hantu yang setampan aku?” Taehyung membalasnya dengan pertanyaan lain.
Jungkook menyipitkan matanya, belagak memperhatikan Taehyung dengan seksama, “Kamu cantik.”
Taehyung seketika menoleh, mengernyitkan keningnya.
“Kamu cantik, tapi nggak tahu punggungmu bolong apa enggak.” Jungkook melanjutkan, lalu menggeser dirinya agar lebih dekat dengan Taehyung.
Dia melanjutkan lagi, “Makanya, boleh kupegang nggak?”
Jarak mereka kini hanya sekitar panjang telapak kaki Taehyung. Jungkook mengulurkan tangannya, lalu tanpa permisi mencubit pipi Taehyung gemas.
“Ternyata asli nih.” Jungkook nyengir menampakkan senyum kelinci andalannya.
Taehyung awalnya tidak habis pikir, kenapa sih dengan orang ini.
Menepis tangan Jungkook yang masih memainkan pipi gembilnya, Taehyung berkata, “Jangan lihat ke bawah, nanti kakiku ngambang lho.” tangannya kini bersedekap di depan dada.
“Mau sok jadi setan nih?” Jungkook menaikkan sebelah alisnya lagi, kebiasaannya saat menemukan sesuatu yang menurutnya menarik.
“Tapi, kalau setannya kayak kamu sih, kayaknya aku nggak keberatan kalau sampai kerasukan juga.” Jungkook melanjutkan.
Gila. Batin Taehyung. Dia bersiap mau mengumpat, “Si—“
“Aduh, ngomongin setan gini, yang asli jadi keluar nih.” Jungkook sedikit menelengkan kepalanya ke bagian sisi belakang Taehyung.
“APA??!” Taehyung merasakan arah mata Jungkook dan dia dengan seketika berteriak sambil lebih mendekat ke arah Jungkook. Taehyung hampir memeluknya, dia berpegangan erat pada jaket Jungkook yang tidak dikancing. Matanya terpejam. Lucu.
Sudah dibilang sebelumnya Taehyung itu tidak mau ketemu setan, orang gila, penjahat atau sejenisnya.
Jungkook tersenyum. Memanfaatkan mata Taehyung yang masih terpejam, dia memeluk pemuda itu, menenangkannya.
Sambil berusaha menyembunyikan tawanya, Jungkook berucap, “Setannya kayaknya nggak mau pergi, dia gemes pengen gigit katanya.”
Taehyung semakin mendekat pada Jungkook, seperti membalas pelukannya, dia menyembunyikan wajahnya di pundak Jungkook.
Jungkook semakin nyengir, motor mogok ternyata tidak buruk juga. Dia menyesal karena tadi sempat menelepon Yoongi hyung untuk menjemputnya.
⛔⛔⛔⛔
"Waiting for your Anpanman"
Koreonya Anpaman yang bagian paling awal Tae nyanyi gini makin bervariasi ya, gemes nggak sih??
Vomment jusseyo readers-nim
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
"KOI NO YOKAN" [KOOKV]
NouvellesThe fact is, mau seruwet apa jalan ceritanya, Jungkook itu tetap bucinnya Taehyung, that's final, no coma coma club. Ini adalah edisi dibuang sayang. Akan berisi drable, oneshoot, atau two shoot, bergantung mood nanti. Kadang akan sangat pendek, dan...