3. The King's Owner: The Drunk Woman

1.8K 96 1
                                    

Now playing : Maggie Lindemann - Pretty Girl (Cheat Code x CADE Remix)


Sunday 6th January, 22.35 P.M. Night Club, London.

            Seperti biasa, semua mata para wanita tertuju pada ketiga pria tampan yang kini sedang melewati mereka semua menuju sebuah salah satu ruang VIP di club ini. Arthur, Dennis, dan Edric baru dua kali mendatangi club ini, namun sepertinya mereka sudah menyita perhatian banyak orang, termasuk para wanita. Arthur memang tidak menanggapi tatapan memuja dari tiap wanita itu, tapi tidak dengan dennis dan Edric yang terlihat membanggakan diri mereka sendiri. Ah, terutama Edric si playboy kelas kakap di grup mereka.

            "Mungkin kau benar, Dennis. Kita harus pindah kesini saja." Ujar Edric begitu mereka memasuki ruang VIP.

            "I told ya! Tapi, sayang. Kita kan sudah tidak mendapat persetujuan di sini." Dennis menanggapi dengan melirik sekilas pada Arthur.

            "Apa?" tanya Arthur saat ia mendapati kedua temannya menatapnya dengan tatapan aneh mereka. Namun, ia tidak  peduli. Paling juga masalah sepele, jadi terserah mereka.

            "Ish. Kau sangat tidak peka. Percuma jika aku merajuk padamu." Gerutu Dennis.

            "Merajuk? Memang kau ini wanita?" sinis Arthur. Edric tergelak mendengar ejekan Arthur yang ditujukan pada Dennis itu.

            "Kau jahat sekali. Lama-lama kau seperti Justin saja."

            "Aku bisa mengadukanmu pada Justin."

            "Lihat! Sekarang siapa yang seperti wanita! Edric ingin mengadukanku, Art!" Dennis merasa kesal karena ia merasa ia sedang dibully teman-temannya.

            "Tetap kau. Kau saja sekarang sedang mengadu padaku. Iya kan?" Arthur tersenyum mengejek.

            "Sebenarnya ada apa sih dengan kalian? Sangat menyebalkan." Gerutu dennis.

            Lagi-lagi, Arthur tidak peduli dan hanya tersenyum mengejek kembali. Setidaknya ia masih mengingat bantuan kedua temannya di rumah barunya tadi pagi. Tapi, tidak dengan menginap bersama. Ayolah, mereka bisa menyewa kamar hotel dan tidak menginap seatap dengan Arthur begini. Tapi, bukannya menurut, Dennis dan Edric malah membuat berbagai macam alasan agar mereka bisa tinggal semalam lagi di rumah Arthur.

            "Untung kita tidak bertaruh siapa yang akan menikah duluan. Felix sudah kalah jika kita bertaruh." Tawa Edric.

            "Ya, untung saja kita tidak bertaruh. Aku malah sempat mengira Arthur yang akan menikah lebih dulu." Kekeh Dennis kemudian.

            "Kenapa kau mengira aku? padahal jelas-jelas Felix yang selalu galau dan menggila saat ia sudah berurusan dengan Roxanne saat itu. Astaga, mengingatnya saja membuatku merinding," ujar Arthur seraya memeluk dirinya sendiri, "tapi, aku salut padanya. Dia sangat serius pada Roxanne." Lanjut Arthur.

            "Kau benar. Aku tidak pernah melihat felix seserius itu. Aku harap aku bisa seperti dia." Kata edric sambil menatap langit-langit ruangan.

            "Dude, aku bersumpah kau harus segera bertaubat atau kau akan terkena karmanya sendiri." Kata Dennis.

            "Biarkan saja, Dennis. Dia sudah pasti akan terkena karma." Lanjut Arthur.

            "Kalian menyumpahiku?" Edric berpura-pura memasang wajah terkejutnya saat mendengar teman-temannya menyumpahinya terkena karma.

            "Sudah, sudah. Aku mau ke kamar mandi dulu." Arthur segera pergi sebelum Edric melanjutkan perkataannya.

The King's Owner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang