Now Playing: Charlie Puth - Left, right, left
15th March Friday, 10.21 A.M. London Heathrow International Airport, London, UK.
Bergandengan tangan, Arthur dan jennifer turun dari pesawat jet pribadinya dan segera menaiki mobil yang sudah disiapkan oleh bawahan Arthur sebelum ia mendarat di London. Arthur sendiri yang akan menyetir dan membawa jennifer bersama menuju rumah orang tua Jennifer.
Jennifer tak henti-hentinya tersenyum membayangkan reaksi kedua orang tuanya saat Arthur melamarnya di depan keluarganya nanti. Setidaknya, begitulah yang jennifer pikirkan saat ini. Sungguh, jennifer tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya. Ia yakin Aaron akan mengolok-oloknya nanti.
Arthur melirik jennifer sekilas dan mendapati jennifer terus tersenyum tanpa mengeluarkan suara apapun.
"Jennifer?" panggil Arthur yang membuyarkan lamunan jennifer sendiri.
"Oh? Apa?"
"Kau baik-baik saja? apa ada sesuatu yang menyenangkan sampai kau terus tersenyum seperti tadi?" kekeh Arthur.
Jennifer menggeleng dengan cepat. Tentu saja ia tidak ingin Arthur mengetahui alasan dibalik tingkahnya saat ini. Oh, itu sangat memalukan. Ia merasa seperti gadis kecil yang tidak tahu malu.
"Tidak. Tidak ada. Sudah, jangan hiraukan aku." Tukas Jennifer cepat.
Walaupun begitu, tetap saja Arthur merasa penasaran dengan tingkah aneh jennifer. Pasti ada sesuatu yang membuatnya terus tersenyum sampai saat ini. Bahkan ia bisa mengatakan jika jennifer sempat tersipu sendiri dengan salah tingkah. Arthur jadi menebak-nebak apa yang telah ia lakukan pada jennifer sampai jennifer bertingkah menggelikan seperti ini.
Setelah perjalanan panjang mereka, kini mereka telah sampai di kediaman keluarga Everton. Oh, tentu saja Arthur sangat siap untuk ini. Ia sudah memiliki niat dan persiapan yang baik dan Aaron sudah membantunya. Semua itu sudah cukup bagi dirinya untuk sampai pada titik ini.
Begitu turun dari mobil, tanpa Arthur duga jennifer langsung berlari ke arahnya dan bergelayut manja pada lengannya. Padahal Arthur baru saja berpikir bagaimana ia harus bersikap bersama jennifer di depan kedua orang tua Jennifer.
"Ayo masuk!" Seru Jennifer semangat sementara Arthur hanya menuruti keinginan jennifer dengan tertawa kecil.
"Kau yakin akan seperti ini di depan orang tuamu?"
Jennifer mendongak, kemudian menangkupkan kedua tangannya pada wajah Arthur hingga bibir pria itu mengerucut.
"Aku ingin menunjukkan pada mom dan dad tahu sekarang kita sudah benar-benar menyelesaikan masalah kita dan aku sudah bahagia denganmu. Kau tidak mau, hm?"
Arthur hanya menggelengkan kepalanya menyetujui ucapan Jennifer, walaupun sebenarnya hal itu tidak berguna. Dia bisa saja menggunakan caranya sendiri, tapi ketika jennifer sudah bertindak di atas kemauannya, apa yang bisa Arthur lakukan sekarang.
Begitu pintu terbuka, tampak Aaron yang sudah merentangkan kedua tangannya dan berseru mengharapkan pelukan dari sang adik. Namun, ia terkejut ketika melihat jennifer yang malah bergelayut manja dengan Arthur dan tidak menyambut pelukannya darinya, dari kakaknya sendiri.
"Hng?" Aaron membulatkan kedua matanya. Seolah tahu arti tatapan Aaron, Arthur hanya terkekeh sembari mengedikkan bahunya santai.
"Manja sekali. Setelah menghabiskan waktu bersama Arthur, kau jadi tidak mau memeluk kakakmu sendiri, huh? Fine." Gerutu Aaron kesal, memasukkan kedua tangannya pada saku celana jeansnya dan bersikap seolah ia merasa tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romansa#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...