Now Playing: Cody Simpson - La Da Dee
13TH March Wednesday, 8.20 P.M. Campbell Mansion, Paris, France.
Tak terasa, waktu berjalan cukup cepat hingga kini mobil yang mereka tumpangi baru saja memasuki sebuah gerbang raksasa dengan mega mansion yang terlihat di depannya. Jennifer tersenyum menguatkan dirinya agar tidak terlihat gugup di depan keluarga Arthur--duduk dengan tegak.
Begitu mobil berhenti tepat di depan pintu masuk mega mansion itu, beberapa pelayan di luar mansion membungkukkan tubuh mereka menyambut kedatangan Tuan Muda mereka dan segera membuka pintu bagian penumpang dari kedua sisi hingga jennifer dan Arthur turun bersamaan. Arthur tersenyum pada jennifer dan mengulurkan satu tangannya ketika wanita itu berjalan mendekatinya.
"Kau siap?"
Dengan satu tarikan napas, Jennifer tersenyum dan menjawab, "anytime."
Merangkul pinggang jennifer, keduanya berjalan masuk bersama dengan diikuti beberapa pelayan yang membawakan barang-barang jennifer dan Arthur. Begitu pintu besar itu terbuka, Arnold dan michelle sudah menyambut kedatagan putranya dengan senyum hangat penuh rindu. Sang ibu, michelle, memberi pelukan pada putranya.
"Arthur, kau sudah datang. Kami sudah menunggumu. Kata Dennis kau sudah di Paris sejak lama, kenapa tidak memberi kabar?"
Arthur tersenyum. "Ah, saat itu keadaanku tidak cukup baik untuk bertemu kalian."
Jennifer menoleh pada Arthur, dan ia bisa langsung menebak maksud perkataannya hingga ia hanya tersenyum kecut.
"Mom, dad. Ini jennifer, kekasihku yang kubicarakan di telepon tempo hari." Ucap Arthur memperkenalkan jennifer. Jennifer tersenyum lembut menatap Michelle.
Michelle menoleh ke arah jennifer dan tersenyum manis saat melihat wajah cantik Jennifer. Seraya tersenyum, ia menghampiri jennifer dan memberikan pelukan hangat seorang ibu.
"Ah astaga, ini jennifer. Selamat datang, dear. Ternyata kau lebih cantik dari apa yang kulihat di foto."—Puji Michelle dengan mengusapkan jemarinya di wajah Jennifer—"Oh, panggil saja aku mom mulai sekarang."
Jennifer tersenyum setelah mendengar pujian serta sambutan hangat dari ibu Arthur. "Terima kasih, mom." Jawab Jennifer malu-malu.
Arnold, sang ayah ikut mendekat dan memberikan sambutannya.
"Aku ayah Arthur, Arnold. Wah, akhirnya Arthur pulang membawa kekasihnya."—Arnold dan jennifer sama-sama terkekeh—"Selamat datang, Nak. Kau juga bisa memanggilku dad." Ucap Arnold seraya memberikan pelukannya.
"Terima kasih, dad." Jawab Jennifer dengan kekehannya. Ah, ia bisa bernapas dengan lega sekarang. Ia bisa membuktikan ucapan Arthur sebelumnya mengenai gambaran kedua orang tuanya. Arthur yang terus melihat bagaimana kedua orang tuanya menyambut jennifer dengan hangat membuat hatinya turut menghangat. Sungguh pemandangan momen yang indah.
"Ah, kalian pasti sangat lelah setelah bermain sepanjang hari. Naiklah dan beristirahat. Selamat malam." Ucap Michelle dan meminta para pelayan membawa barang-barang jennifer dan Arthur.
"Selamat malam, mom, dad." Balas Jennifer lembut.
Arthur menghampiri jennifer dan kembali merangkul pinggangnya, lalu menaiki anak tangga dengan diekori beberapa pelayan yang membawa barang-barang keduanya. Dari bawah, Michelle bisa melihat betapa anaknya mencintai Jennifer hanya dengan tatapan sayang dan pelukannya semenjak mereka memasuki mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...