Now Playing: Camila Cabello - Consequences
6th February Wednesday, 7.28 P.M. A Restaurant, London, UK.
Malam ini, Arthur sedang makan malam bersama Tn. Andrew di salah satu rumah makan mewah di London. Kini, mereka terlihat seperti ayah dan anak ketimbang rekan kerja. Keduanya begitu dekat.
"Kau sudah menjadi pengusaha sukses. Ayahmu pasti bangga melihatmu sekarang." Ucap Tn. Andrew tersenyum.
Arthur terkekeh sebentar, mengusap sudut bibirnya dengan kain sebelum menjawab, "Anda turut ikut andil dalam kesuksesan perusahaan keluarga saya, jadi saya sangat berterima kasih pada Anda."
Tn. Andrew mengangguk. "Baiklah, baiklah. Jadi, bagaimana persiapannya?" tanya Tn. Andrew begitu meletakkan alat makan di samping piringnya.
"Karena saya harus pergi ke Paris kemarin, saya sudah meminta bantuan pada pegawai saya untuk turut menyiapkan semuanya dahulu. Mungkin besok saya akan mengecek perkembangan lebih lanjutnya lagi." Jawab Arthur dengan lugas.
"Bagus. Ini adalah pesta perusahaan pertamamu, Arthur. Dan kau juga yang akan menjadi tokoh utamanya di sana. Semua harus sempurna, bahkan dirimu sendiri."
"Tentu saja, Sir." Jawab Arthur, ikut tersenyum.
"Apa kau akan mengundang Jennifer juga?" tanya Tn. Andrew kemudian.
"Tentu saja. Dia sudah membantu perusahaanku juga semenjak aku di sini. Dia juga temanku. Semenjak dia bekerja untuk perusahaanku, semua pegawaiku juga menyukainya. Dia gadis yang hebat dan ramah, Sir."
Terlihat kedua alis Tn. Andrew yang terangkat dengan senyumnya yang tidak biasa. Kedua tangannya terlipat di atas meja. "Menurutmu begitu?"
Arthur mengerutkan kening. Tidak mengerti kenapa Tn. Andrew menanyakan perihal Jennifer saat ini. Bahkan, Arthur tidak bisa membaca arti senyum Tn. Andrew yang terlihat tidak biasa itu.
Namun begitu, Arthur hanya tersenyum lembut dan menyetujui pertanyaan Tn. Andrew kembali. Berbanding terbalik dengan otaknya yang kembali memutar kejadian tempo lalu di ruang kerjanya. Saat itu benar-benar tidak terduga. Arthur kembali menetralkan napasnya dengan satu tarikan kuat dan menghembuskannya perlahan.
"Kau tentu sudah tau tentang karir dan perjuangannya selama ini. Mungkin, dia terlihat sombong, angkuh, manja, dan menyebalkan. Tapi, aku sebagai ayahnya, tentu tahu jika itu hanyalah topeng agar orang-orang tak lagi menghinanya. Aku sangat bersyukur melihatnya tumbuh menjadi wanita yang kuat seperti sekarang. Setidaknya, itu yang kulihat." Celetuk Tn. Andrew Panjang lebar. Kedua matanya tampak menatap Arthur dengan lemah. Selemah senyum lembutnya.
Arthur memberi senyum tulus, berniat menguatkan sosok Ayah di depannya. "Dia gadis yang hebat, Sir. Orang-orang yang menghinanya hanya iri dengan Jennifer dan mereka tak pernah bisa mengerti Jennifer."
Tn. Andrew kembali tersenyum. "Aku lega kau mengatakannya."
*****
8.56 P.M. Arthur's Penthouse, London, UK.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...