13. The King's Owner: The Knight

845 52 0
                                    

Now Playing: Kelly Clarkson - Miss Independent


15th January, 22.35 P.M. X Club, London, UK.

    Jennifer menarik rambut seorang wanita dengan keras. Arthur bergidik melihatnya. Turut merasakan kulit kepala yang panas karena tarikan itu. jennifer menarik wanita itu sampai beberapa langkah. Brittany hanya melongo melihatnya, tidak berani berkata-kata terhadap sikap jennifer.

    "Emily." Desis jennifer pada wanita yang rambutnya ia tarik.

    Emily berusaha melepaskan diri dari tangan Jennifer dan menggeram,"Sialan kau."

    "Kau keliru. Harusnya aku yang mengatakan itu, Em."

    Tak lama, satu teman Emily, Lucy, membantu Emily melepaskan diri. Begitu terlepas, kedua wanita itu menatap nyalang jennifer. Sementara jennifer membersihkan tangannya seolah baru saja memegang kotoran.

    "Kalian masih berani menampakkan diri setelah kejadian itu rupanya." Ucap Jennifer sinis.

    Lucy berdecih. "kenapa kita harus takut? Lagipula, harusnya kau yang sadar dengan posisimu sekarang. Kau harusnya bekerja, bukannya malah bersenang-senang."

    Jennifer tertawa, seolah menganggap perkataan Lucy adalah lelucon baginya. Bahkan kedua tangannya bertepuk tangan dengan keras.

    "terima kasih atas perhatianmu. Aku senang mendengarnya. Sayangnya, aku bisa menebak jika kau tidak melihat berita tentangku, ya? kau buta tulisan? Tidak punya televisi di rumahmu? Kau tuli?"

    Di tempat duduknya, arthur tertawa atas ucapan jennifer yang tentunya mampu menohok siapapun yang mendengarnya. Brittany menahan tawanya yang hampir keluar.

    "Sialan kau. Berani sekali kau –" kedua tangan Emily hampir mengenai wajah cantik jennifer jika saja Arthur tidak menahannya.

    Emily dan Lucy cukup terkejut. Mereka tidak menyadari kedatangan Arthur yang terlalu tiba-tiba. Jennifer pun tak menduga jika arthur akan datang dan menahan tangan Emily. Padahal kedua mata jennifer sudah tertutup, bersiap menerima tamparan Emily –seperti biasanya.

    "Aku sarankan sebaiknya kalian pergi dari tempat ini, Ladies." Ucap Arthur. Emily menarik tangannya dari Arthur dan berdecih.

    "Siapa kau?" Emily menatap Arthur dari atas bawah, kemudian berganti menatap jennifer, dan tersenyum miring. "ah, kau pasti salah satu korban jalang ini, ya, kan?"

    Jennifer berusaha menahan amarahnya kembali. Wanita sialan ini malah membawa nama Arthur untuk menyerangnya. Namun, saat melihat wajah Arthur yang tenang dan menunjukkan senyumnya, jennifer berusaha sekeras mungkin untuk tidak menonjok kedua wajah wanita di depannya ini.

    "hei, kurasa jennifer memang benar. Kalian tidak pernah melihat berita, ya? Dia –"

    Ucapan Brittany yang berusaha membela arthur dan jennifer terpotong oleh Lucy yang berkata, "untuk apa kami melihat wajah jalang ini? melihatnya di sini saja sudah membuat kami muak."

    Brittany menggeram. Namun, semua belum selesai.

    "Ah, bagaimana dengan pria itu? Hm, Robert? Bukankah kalian sudah dekat sejak lama? Aku merasa kasian padanya. Kau memang wanita yang licik, jennifer. Akui itu." sindir Emily, melipat kedua tangannya di depan dada.

    Arthur menoleh pada jennifer yang menutup kedua matanya dan menghela napasnya pelan. Arthur tahu jika jennifer sedang berusaha tidak bertingkah di luar kendali.

    "hei, Tuan." Emily mendekati Arthur, menyentuh kerah baju arthur dan mengusapnya pelan. "Seharusnya kau tahu perempuan seperti apa dia. Kau tahu, kau sedang dipermainkan di sini. Aku yakin, tidak lama lagi dia akan mencampakkanmu."

The King's Owner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang