Now Playing: Daya - Keeping it in the Dark
24th January Thursday, 9.10 A.M.
Pagi ini, robert dan jennifer berencana pergi menghabiskan waktu bersama. Robert akan membawa jennifer menuju taman hiburan dan sebuah mall. Tentu saja Jennifer senang. Tidak ada hal yang membuatnya senang selain bermain di taman hiburan, atau lebih tepatnya tidak berkutat dengan profesinya.
Sejak robert datang pun jennifer terlihat sangat antusias. Saking senangnya, dia tidak ingin memakai pakaian atau aksesoris lainnya untuk menyamar. Dari situ, robert semakin menunjukkan perhatiannya pada jennifer. Mereka lebih terlihat sebagai kekasih daripada teman.
Saat mereka berada di taman hiburan, jennifer meminta eskrim dan robert membelikannya satu buah eskrim coklat dengan cone.
"Kau hanya membeli satu?" tanya Jennifer, menerima eskrimnya yang berukuran besar.
"Ini besar. Aku bisa membantumu menghabiskannnya." Jawab robert dengan santai.
"Ish. Bilang saja kau ingin bersikap sok romantis padaku."
"Kau sudah hafal ya?" kekeh Robert.
"Tidak juga. Tapi terlihat jelas, robert." Sahut Jennifer, mulai memakan eskrimnya.
Seperti yang dikatakan utusan Arthur, dua orangnya terus mengikuti kemanapun Jennifer dan Robert pergi dan melaporkannya pada arthur.
10.45 A.M. Arthur's room –Campbell Enterprise, London, UK.
Arthur sedang mendengarkan seorang manager perusahaannya melakukan presentasi di depan, ketika sebuah notifikasi pesan datang dan menginterupsinya. Tanpa berpikir, arthur mengambil ponselnya pelan-pelan dan membuka isi pesan itu.
Arthur mengernyitkan keningnya melihat isi pesan yang dikirim oleh orang-orang utusannya. Ia menghela napas kasar dan tidak sadar membanting ponselnya ke atas meja. Orang-orang yang melihatnya pun hanya terdiam, merasa heran melihat arthur yang tiba-tiba saja terlihat seperti sangat kesal.
Mengabaikan pandagan setiap orang, arthur memijit pelipisnya dan terpaksa menghentikan rapatnya. Merasa pusing untuk meneruskan rapat ini.
"Maaf. Kita sudahi dulu rapatnya untuk hari ini."
Begitu mengucapkan kalimat singkat itu, arthur berdiri dan meninggalkan ruangan diikuti oleh Danzell. Di belakang arthur, danzell berdeham. Ia ingin bertanya ada apa dengan arthur, tapi ia takut melakukan kesalahan.
"Ehm, apa kau baik-baik saja, Arthur?" akhirnya, dengan ragu, danzell bertanya pada arthur.
Arthur tidak menjawab. Begitu sampai di depan ruangannya, ia membuka pintu ruang kerjanya dengan kasar. Dengan langkah besarnya, ia segera ingin mengistirahatkan dirinya di sofa. Danzell masih diam. Ia tidak akan bertanya lagi kalau sudah melihat arthur tampak kesal seperti ini.
Danzell membuka tablet ketika mendapat sebuah notifikasi pesan dari beberapa staff. Ia tampak begitu terkejut dengan isi pesan itu. Sekilas, ia tampak ragu apa ia harus memberi tahu masalah ini pada Arthur.
Arthur sedikit merasa terganggu saat merasa danzell masih berdiri di depannya dan belum juga meninggalkan ruangannya. Ia mendongak, menatap danzell yang berdiri dan entah apa yang pria itu sedang lakukan dengan layar tabletnya dengan kerutan di keningnya itu.
Akhirnya, arthur memutuskan untuk bersuara. "Ada apa?"
Danzell sedikit terkejut saat tiba-tiba Arthur bertanya padanya. "Oh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...