Now Playing: Charlie Puth - Attention
18th January Friday, 13.20 P.M. Jennifer's Hounse, London, UK.
Jennifer dan Robert baru saja selesai makan siang. Tidak ada yang memulai percakapan dari keduanya. Jennifer tidak ingin robert mengganggunya saat ini. Tapi, robert tidak ingin pergi meninggalkan jennifer juga. Ia merasa bersalah setelah membentak dan menyakiti jennifer. Bahkan robert kebingungan bagaimana membuat jennifer berbicara padanya seperti sedia kala.
Jennifer semakin merasa kurang beruntung saat ruby tidak datang dan tidak mengantarnya ke lokasi pemotretan. Mau tidak mau, ia harus menerima ajakan robert yang sedari tadi sudah mengatakan jika pria itu yang akan mengantarnya.
Di dalam mobil, jennifer hanya memandangi pemandangan di sampingnya, terdiam. Sesekali robert mengawasi jennifer –menoleh beberapa kali pada wanita itu.
Robert tidak tahan. Ia berdeham, sebelum memanggil jennifer.
"jennifer?" panggil robert.
"jennifer, aku tahu kau bisa mendengarku. Jika kau tidak ingin bicara denganku, baiklah aku mengerti. Dengarkan saja aku bicara sampai akhir. Maafkan aku sudah menyakitimu dan menuduhmu yang tidak-tidak, aku terlalu terbawa emosi. Aku tahu kau dan arthur adalah teman. Hanya saja, kau tahu, aku tidak menyukainya sejak pertama kali melihatnya. Seolah kau melupakan perasaanku padamu, kau dan arthur semakin dekat. Aku –aku hanya cemburu. Aku hanya tidak ingin kau jatuh padanya." Ungkap robert panjang lebar.
Diam-diam, jennifer memejamkan kedua matanya seraya menghela napas pelan. Ia tidak ingin mendengar ungkapan robert seperti ini. kenapa robert tidak bisa menerima jika dia hanya ingin berteman dengannya?
Hingga mobil robert sudah sampai di lokasi pemotretan, jennifer masih diam. Ia hendak turun dari mobil robert, namun robert mencegahnya.
"Jennifer?" panggil robert, mencekal tangan jennifer. "Aku sangat menyesal. Aku harap kau bisa memahaminya dan memaafkanku?" pinta robert dengan tulus.
Karena mereka sedang bertatapan, membuat jennifer tidak bisa menghindari tatapan memohon dari robert. Mau tak mau, jennifer mengulas senyum manisnya perlahan dan menganggukkan kepalanya pelan. Robert pun tersenyum dan mengecup punggung tangan jennifer. Jennifer menahan napasnya –tidak menduga jika robert akan melakukan hal itu.
"Jangan sampai terlalu lelah. Semangat!" ucap Robert sebelum jennifer turun dari mobilnya. Berusaha memberi perhatian pada jennifer.
Setelah melambaikan tangan, robert melajukan mobilnya meninggalkan lokasi. Jennifer berbalik, kembali menghela napas.
Jika seseorang bertanya tentang bagaimana perasaannya saat ini, ia akan menjawabnya jika ia tidak baik-baik saja. Mungkin jennifer sudah memaafkan robert, namun hatinya masih terasa sakit. Ia terus mengingat perlakuan kasar pria itu.
*****
15.05 P.M. Arthur's room –Campbell Enterprise, London, UK.
"Apa ada suatu hal yang membuatmu senang hari ini?" tanya danzell setelah dia dan arthur memasuki ruang kerja arthur. mereka baru saja melakukan rapat dengan para investor perusahaan.
"Apa terlihat sejelas itu?" arthur menanggapinya dengan pertanyaan. Membuat danzell mengernyit kesal.
"Kau harus melihat cermin sendiri. Aku sempat mengira kau gila." jawab Danzell menampakkan wajah jijiknya.
"Oh, hati-hati dengan ucapanmu, Danzell. Kau sudah tidak ingin mendapat uang lagi?" ancam Arthur sebagai lelucon.
"Iya, Bos. Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...