Now Playing: Ellie Goulding - I Know You Care
10.30 A.M. Everton's Family Mansion, Cambridge, UK.
Jennifer berdeham. Kali ini, jennifer mengontrol otaknya sendiri agar tidak memikirkan kembali kejadian semalam. Seharusnya, ia tidak terlalu memikirkan keadaan Arthur saat ini. Buktinya saja, pria ini terlihat baik-baik saja.
Namun, sepertinya Arthur benar-benar tidak bisa mendiamkan jennifer begitu saja. Seolah ia terus meminta perhatian jennifer.
"Omong-omong, apa kau masih mengingat penawaranku tempo lalu?" tanya Arthur kemudian. Jennifer mendongak, mengerutkan kedua alisnya.
Keduanya masih saling menatap. Saat itu juga, kilas balik mengenai kejadian tempo lalu dimana Arthur mengatakan penawaran gilanya. Tentu saja jennifer akan menganggap Arthur gila, karena secara tiba-tiba pria itu memintanya menjauhi Robert, kekasihnya dan jika dipikirkan kembali, bukankah secara tidak langsung Arthur meminta jennifer menjadi kekasihnya. Setidaknya, itu yang Jennifer pikirkan. atau mungkin sebenarnya bukan itu yang Arthur maksudkan.
Jennifer menghela napas. "Tidak bisakah kau katakan saja alasannya sekarang?"
Senyum miring arthur terbit bersamaan dengan satu alisnya yang terangkat.
"Apa itu berarti kau akan meninggalkannya?"
Jennifer mendengus kesal ketika Arthur malah menyalahartikan ucapannya. "Aku tidak berkata seperti itu. Aku memintamu untuk mengatakan alasanmu yang memintaku meninggalkan Robert. Sekarang."
"Kau tidak akan percaya padaku jika aku mengatakannya sekarang."
Jennifer merasa gemas mendengar ucapan Arthur yang masih sama seperti terakhir kali mereka membicarakan masalah ini.
"Ayolah, Arthur. Jangan membuatku semakin kebingungan di sini. Aku terlihat bodoh."
Arthur terkekeh pelan, lalu mencondongkan tubuhnya dan menautkan jemari tangannya.
"Apa yang membuatmu bingung, Jen? Apa lagi yang sedang kau pikirkan?"
Seketika, jennifer bungkam. Tatapan Arthur yang lurus padanya terasa menusuk dan membuat jennifer mati kutu di tempat. Bahkan, hanya untuk berkedip saja jennifer merasa kesusahan. Mulutnya terbuka setengah, namun tidak ada satu katapun yang bisa ia ucapkan. Jennifer gelagapan bagaimana ia harus menjawab sementara ia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Arthur.
Beruntung, Aaron datang di waktu yang tepat sehingga Jennifer mampu mengalihkan pandangannya dari Arthur. Mati-matian jennifer berusaha untuk tidak menoleh pada Arthur saat ini, karena ia tahu Arthur masih menatapnya.
Aaron kembali duduk di samping jennifer setelah meletakkan beberapa makanan di atas meja. Entah hanya perasaannya saja atau bukan, aaron bisa merasakan adanya suasana ketegangan dan kecanggungan yang tercampur di atmosfer sekitarnya. Ia mengerutkan kedua alisnya dan berdeham.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...