Now Playing: Backstreet Boys - I Still
5th March Tuesday, 7.55 A.M. Felix's House, Paris, France
Roxanne dan Felix baru saja menyelesaikan sarapan mereka. Seraya menunggu mobilnya siap, Felix mengajak Roxanne berbicara lagi.
"Sayang, jadi kenapa kau tidak memberitahuku kalau kemarin kau bersama jennifer? Kalau aku tahu, aku sudah akan mengajak jennifer menemui Arthur, kan?"
Sejak semalam, Felix terus mencecarnya tentang kenapa Roxanne tidak memberitahu Felix jika ia pergi bersama jennifer. Roxanne merasa gemas sendiri.
"See? Aku takut kau akan melakukannya dengan caramu yang tanpa persiapan seperti itu. Jennifer dan Arthur butuh waktu, felix. Pelan-pelan saja, mereka pasti akan bertemu."
Felix menghela napasnya. "Aku hanya merasa kesal setiap kali melihat Arthur seperti ini terus."
Roxanne meraih tangan Felix dan mengusapnya pelan. "Sayang, aku juga. Tapi, ini semua masalah pribadi mereka. Kita hanya bisa membantu sebaik mungkin tanpa mencampuri urusan mereka. Tanpa paksaan. Dan menurutku, aku bisa membantu mereka dengan caraku." Ujar Roxanne, tersenyum yakin.
"Damn. Sejak kapan kau bersembunyi merencanakan sesuatu tanpa diriku, Roxy?"
Roxanne memutar kedua matanya jengah. "Aku baru terpikirkan kemarin, Felix. Jangan berlebihan. Aku juga berencana memberitahumu sekarang." Kesal Roxanne. Felix sendiri hanya mencengir dan menganggukkan kepalanya mengerti.
Melupakan supir yang sudah menunggu Felix untuk mengantarnya bekerja, Felix lebih memilih mendengarkan istrinya memberi tahu rencana yang sudah disiapkan Roxanne agar Jennifer dan Arthur bertemu. Terkadang, keduanya sempat beradu pendapat. Namun, Roxanne yang mengerti maksud Felix, ia juga menerima usulan Felix—yang walaupun menurutnya itu terlalu cepat.
"Aku akan memberi tahu Jennifer malam ini. Untuk tempatnya, mungkin kau punya ide? Bagaimana dengan Australia? Pulau saat kita bulan madu dulu?" Roxanne menawarkan usul dengan antusias yang tinggi.
Felix menggelengkan kepalanya keras. "Tidak. Pulau itu khusus untuk kita. Tidak boleh ada campur tangan atau pijakan kaki orang lain, sayang." Tukasnya.
"Ya ya ya. Lalu dimana?"
Felix masih tampak berpikir. "Mungkin kita juga harus melibatkan yang lainnya. Tanpa Arthur yang pasti. Aku akan membicarakannya pada mereka malam ini juga."
"Hm, baiklah. Begitu juga lebih baik. Lebih banyak yang bisa mewujudkan rencana pintarku." Seru Roxanne dengan bertepuk tangan. Sementara felix sendiri tertawa.
"Tampaknya kau yang paling senang sendiri." Kekeh Felix.
Tiba-tiba saja, Roxanne menghamburkan diri memeluk Felix dengan erat, membuat Felix terkesiap dan membalas pelukan istrinya itu kemudian tertawa.
"Tentu saja aku senang. Aku akan berusaha mengembalikan Arthur kita dan Jennifer pasti akan mendapatkan kebahagiaannya kembali." Jelas Roxanne.
Felix mengernyit tidak suka seketika. "Arthur kita?" tanyanya memastikan. Roxanne mendongakkan kepalanya, menatap kesal Felix.
"Ish. Dia temanmu, Felix. Kalau begitu, dia temanku juga. Jangan menganggap satu kata itu dengan berlebihan seperti itu!" kesal Roxanne yang turut melepaskan pelukannya. Melihat Roxanne yang merajuk, Felix kembali tertawa dan mencoba meraih Roxanne lagi.
"Iya, Sayang. Iya. Aku tahu maksudmu. Oh, bisa apa kami tanpamu, hm?" rayu Felix yang kemudian mencium tiap inci wajah Roxanne dengan gemas.
"Mmmmm, hentikan, Felix!" Roxanne berusaha menjauhkan dirinya. "Hentikan, Felix! Kau sudah terlambat bekerja! Supir sudah menunggumu daritadi, astaga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...