#the Heirs Series (2nd)
Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...
7th February Thursday, 1.15 P.M. Café, London, UK.
Arthur dapat melihat Jennifer yang terus mengalihkan pandangannya kesana kemari setiap saat mata mereka bertemu. Arthur juga bisa merasakan jika Jennifer merasa tidak nyaman saat ini. Seharusnya, Jennifer tidak perlu bertingkah seperti ini karena semalam ia sudah membalas pesan singkat padanya. Bahkan, pesan yang dikirim Jennifer terlihat sangat percaya diri.
"So, apa kalian sedang berkencan?" tanya Robert tiba-tiba.
Arthur beralih menoleh pada Robert dan menatap pria menyebalkan itu dengan tatapan tidak sukanya.
"Ini jam makan siang, jika kau tidak tahu." Ketus Arthur.
Terdengar suara tawa Robert, sementara Brittany dan Jennifer menatap Robert. Berbanding terbalik dengan tatapan Jennifer pada Robert, Brittany kini semakin membenci wajah pria yang tengah tertawa itu. Rasanya, ia ingin melempar tas tangan Michael Korsnya saat ini juga.
"Kami memang berencana untuk makan siang bersama, Robert. Wajar saja jika kami makan siang bersama. Toh, kami sudah berteman semenjak Arthur juga berteman dengan Jennifer." Kini, Britany bersuara dengan nada sombongnya.
"Ah, tentu saja. Sepertinya, hanya aku yang tidak merasa akrab dengan Arthur." Sahut Robert, menatap Arthur dengan senyum miringnya.
Arthur mendengus. "Kau tidak akan pernah merasa akrab dengan pria yang dekat dengan Jennifer."
"Bingo." Robert membenarkan.
Jennifer sama sekali tidak mengerti apa yang Arthur bicarakan saat ini. Ia merasa Robert dan Arthur sedang saling menyindir sekarang. Apalagi, ia bisa melihat tatapan kedua pria itu yang seolah ingin berkelahi saat ini juga.
Arthur sangat membenci pria di depannya saat ini. Namun, kemudian matanya bertemu dengan mata Jennifer. lagi-lagi, wanita itu lagi-lagi mengalihkan pandangannya dan memilih untuk mengajak Brittany mengobrol.
"Ah, omong-omong, aku akan datang menemani Jennifer besok. Kau tentu tidak masalah, bukan?" tanya Robert seraya mengalungkan satu tangannya pada bahu Jennifer dan mengusapnya pelan.
Jennifer menoleh dan tersenyum kikuk. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan lagi. Terlebih, Robert terus saja melakukan skin ship di depan Arthur dan Brittany. Membuat Jennifer lagi-lagi merasa bersalah dan malu pada dirinya sendiri.
Jennifer beralih menatap Arthur, berusaha melihat reaksi yang diberikan pria itu. Pria itu justru tersenyum padanya sebelum menjawab, "Aku tidak pernah melanggar privasi temanku. Lagipula, kau adalah kekasihnya, jadi itu tidak masalah. aku tidak ingin orang-orang mengecapku sebagai orang yang melanggar temannya membawa kekasihnya sendiri."
Teman. Satu kata itu terus terngiang di dalam otak Jennifer setiap Arthur menyebutnya. Ia menatap Arthur dalam diam. Otak dan hatinya saling bersahutan mengeluarkan suara di dalam, membuatnya diam seribu bahasa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.