53. The King's Owner: Trap (Part 2)

483 29 0
                                    

Now Playing: DREAMDIVE - Can't Trust


15th February Friday, 9.46 A.M. Everton's Family Mansion, Cambridge, UK.

Sejak kejadian terakhir di club, Robert benar-benar marah besar. Membuat jennifer ketakutan melihat sisi Robert yang terlihat bengis dan kejam. Robert juga memaksa jennifer untuk tinggal bersama orang tuanya, tanpa penolakan. Hingga dini hari saat itu, Robert mengantar jennifer dan menjelaskan pada orang tuanya jika Robert sibuk dan tidak ingin jennifer sendirian. Tentu saja orang tuanya akan setuju.

Jennifer baru saja menyelesaikan acara sarapan bersamanya ketika seseorang menekan tombol bel gerbangnya. Melalui monitor, jennifer bisa melihat seorang kurir dengan topi yang menutupi wajahnya. Jennifer mengerutkan keningnya, menebak paket apa yang datang pagi-pagi ke rumahnya.

Begitu jennifer membuka pintu rumahnya, seorang satpam sudah mengantarnya dan memberikannya pada jennifer.

"Ada paket datang untuk Nona Jennifer." Kata satpam mansionnya.

Karena rasa penasarannya, jennifer segera membukanya tanpa masuk dan duduk bersama keluarganya. Sebuah kardus polos masih membungkus isi di dalamya. Terasa ringan dan tidak ada bunyi yang muncul saat Jennifer menggoyangkannya.

Namun, jennifer terkejut setengah mati begitu kardus polos itu terbuka dan menampakkan beberapa lembar foto pria yang selama ini ia kenal.

Di foto itu, Arthur benar-benar melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Jennifer kira, ia sudah mengenal Arthur dengan sikap sopan dan lembutnya. Jennifer kira, Arthur berbeda dari pria lainnya. Jennifer kira, Arthur benar-benar teman baiknya. Semuanya salah.

Jennifer membuang kardus tersebut ke sembarang arah dan berlari menuju kamarnya, mengabaikan teriakan orang tua dan kakaknya yang terkejut melihat jennifer menangis. Saat itu juga, aaron tahu ada yang tidak beres dengan jennifer saat sebuah paket datang atas nama Jennifer, seolah pengirim tahu Jennifer sedang berada di rumah orang tuanya saat ini.

Aaron melangkahkan kakinya menuju pintu depan dan melihat beberapa foto yang telah berhamburan di lantai. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat seseorang yang dikenalnya ada di dalam foto itu. Sang ayah, karena penasaran dengan apa yang terjadi, menghampiri Aaron di ambang pintu. Namun, aaron yang menyadari kedatangan ayahnya, segera menyembunyikan foto-foto itu. Saat ini, bukan saat yang tepat untuk memberi tahu ayahnya—saat ia tahu, ada yang mencurigakan dengan si pengirim paket.

"Ada apa?" tanya sang Ayah. Aaron memberi seulas senyum.

"Tidak ada, Dad. Jangan khawatir. Kurasa, ini hanya masalah salah paham jennifer saya. Aku akan mengurusnya." Jawab Aaron dan menepuk pundak sang ayah beberapa kali. Memberi ketenangan pada sang ayah.

10.55 A.M. Hotel's Room, London, UK.

    Sinar matahari yang menyinari sebuah ruangan yang temaram, membuat Arthur mengerjapkan kedua matanya. Merasakan pusing yang luar biasa, pelan-pelan, ia bangun dan mengusap kasar wajahnya.

    Arthur masih belum menyadari sepenuhnya dimana ia berada. Hingga tak alam, ia mengitarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan sampai ia terkejut mendapati seorang wanita yang tengah tertidur di sampingnya. Bahkan, yang lebih membuatnya terkejut adalah, wanita itu tidak mengenakan sehelai benang apapun—hanya sebuah selimut putih tebal yang menutupi tubuhnya sampai batas punggung.

    Seketika, jantung Arthur berdetak dengan begitu cepat. Berharap ia tidak melakukan sesuatu di luar kendalinya. Pelan-pelan, ia menarik tubuh sang wanita. Mulutnya menganga, namun tidak membuatnya menahan segala umpatan yang ia keluarkan saat ini.

The King's Owner (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang