Now Playing: Jonas Blue - By Your Side ft. RAYE
14TH March Thursday, 7.30 A.M. Campbell Manion, Paris, France.
Jennifer mengerjapkan kedua matanya seraya mengerang ketika mendengar suara ketukan pintu yang terus berbunyi bersamaan dengan suara ibu Arthur yang terus memanggil mereka.
Tunggu...
Jennifer segera membuka kedua matanya lebar-lebar dan melepaskan pelukan Arthur. Ia segera membangunkan pria itu dan melirik jam pada nakas di samping ranjang. Betapa terkejutnya ketika jennifer melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 8. Ah, seharusnya ia bisa bangun lebih pagi dari ini.
"Astaga, cepat bangun, Arthur!" Jennifer terus menggoyangkan tubuh Arthur sampai pria itu terbangun.
"Hm, jam berapa ini?" tanya Arthur dengan nada khas bangun tidur.
"Jam 7.30 dan ibumu sudah memanggil kita. Ayo, bangun." Jennifer sibuk menguncir rambutnya dan merapikan baju tidur tipisnya, hendak berdiri dan menarik Arthur untuk bangun dari tidurnya.
Namun, bukannya segera bangun dan membukakan pintu kamar, Arthur justru kembali merebahkan tubuhnya dan ikut menarik jennifer bersamanya. Tangannya mengunci setiap pergerakan jennifer hingga membuat wanita itu tak mampu melepaskan diri.
"Arthur, Jennifer, sarapan sudah hampir siap. Kalian sudah bangun? Mom akan masuk." Seru Michelle, bersamaan dengan terbukanya pintu.
Terlambat bagi jennifer yang masih berusaha melepaskan diri dari Arthur. Posisinya tidak menguntungkan sama sekali. Bahkan seluruh wajahnya tidak dapat terlihat karena kepala Arthur yang berada di atas dadanya. Damn!
Michelle tidak mengeluarkan suara apapun ketika ia melihat jennifer dan Arthur yang masih bergelung di atas ranjang. Ah, mungkin seharusnya ia tidak perlu masuk dan membangunkan mereka. Di dalam hati, michelle merutuki dirinya sendiri dan tertawa geli sekaligus.
"Oh, mom. Maaf, aku..." –jennifer masih berusaha menyingkirkan kepala Arthur dari atas dadanya—"seharusnya aku bangun lebih pagi, tapi—"
Suara erangan Arthur akibat merasa terganggu dengan gerakan Jennifer yang berusaha melepaskan diri menyela ucapan Jennifer. Jennifer bersumpah ia akan melemparkan sepatu bootsnya nanti setelah Arthur sadar, Demi Tuhan!
Michelle terkekeh geli melihat Arthur yang sangat manja, bahkan di saat pria itu masih tetridur. Atau lebih tepatnya, berpura-pura tidur?
"Tidak masalah, Jennifer. Aku tahu Arthur pasti sangat menyusahkanmu, ya?" kekeh Michelle. Jennifer sudah pasrah. Ia hanya tersenyum malu menanggapi ucapan Michelle.
"Ah, seharusnya aku tidak membangunkan kalian. Tapi, sarapan sudah hampir siap, jadi kau bisa menggunakan cara kekerasan apapun untuk membangunkan anak manja itu." Lanjut Michelle masih dengan tawa gelinya lalu meninggalkan jennifer yang masih menahan rasa malunya.
Jennifer menghela napas pasrahnya. "Kau dengar itu? Cepat bangun, anak manja!" jennifer pun akhirnya menggunakan cara kekerasan—sesuai saran Michelle—dengan menarik rambut Arthur sampai pria itu mengadu kesakitan.
"AW! Kau melakukan kekerasan padaku?!" Arthur terduduk, merengek dengan menunjukkan raut wajah kesakitannya.
Jennifer berdecih seraya melipat kedua lenganya di depan dada. "Kau tidak mendengar mom sendiri yang memintaku melakukan cara kekerasan? Dasar anak manja!"
Arthur memicingkan kedua matanya. "Apa secepat ini kau membentuk sekutu? Kemarin kau gugup, sekarang kau sudah menguasai semuanya, huh?"
Mendengar ucapan konyol Arthur membuat Jennifer mengibaskan kucir rambutnya dengan sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Owner (COMPLETED)
Romance#the Heirs Series (2nd) Raja Arthur. Bukan, ini bukan kisah dimana kita akan membahas sejarah kerajaan inggris pada masa kekuasaan raja Arthur. Arthur, bukanlah sekedar nama bagi wanita cantik kelahiran Inggris ini. Tak ada yang menyangka jika Arthu...