Dan kepala manusia
tumbuh lebat rumput-rumput,
tingginya semak-semak
kelampauan; ingatan
roda motor yang sudah
melaju ke mana rambu
dipasang.Tangan menggapai
detik yang tidak mundur.
Waktu bertanduk dan
gema pagar membuka
malam yang dibelah
di depan wajah timah
panas.
Pedang tajam;
kabul doa dan asahnya
hidup panas.Gemercak tangis
disimpan jadi musik
dalam sebuah pesta di hidup
lampu-lampu jingga dan
lantai dansa hijau. Tawa mana?
Menunggu kembali pelukan
hangat Nietzsche:
Hidup dalam marabahaya!Bukalah tubuh manusia,
doa-doa bercucuran, luka-luka
bertakhta, api-api gemetar,
wajah-wajah mengendap.Manusia jalan menembus
perpisahan dengan langit.
Memintal pertemuan
bareng tanah.
Banyak pergi dipertemukan,
banyak salam dipisahkan.Kosong mula,
pulang bermewah-mewahan
memar dipakai.MaulidaMarisa
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoezjaBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...