Beberapa orang percaya tidak pernah ada seseorang di dunia ini yang memiliki kisah yang sempurna. Sisanya menilai hidup seseorang sangat sempurna. Padahal, pada kenyataannya tetap saja memiliki kekurangan. Hanya saja orang-orang seperti itu tidak pernah ingin tampak lemah di hadapan dunia, sehingga tidak pernah memperlihatkan cacatnya pada orang lain.
Seperti bagaimana Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan serba lebih, juga serba kekurangan. Hingga kesempurnaan hanya mampu diusahakan dengan saling melengkapi, saling menguatkan, termasuk saling mengasihi.
Sesekali Tuhan memberikan kita hidup yang kacau balau, seperti memecahkan bejana hingga pecah berkeping-keping dengan sengaja. Sampai terasa cukup untuk menyediakan momen pembelajaran utama dan kesempatan bagi kita semua untuk mengerjakan kisah kita sendiri.
Ada yang berputus asa, ada yang berdiam, ada yang mengeluh tanpa henti. Di sisi lain, ada pula yang membalutnya dengan doa, dengan kepercayaan, serta usaha yang payah berkali-kali.
Seluruh hal hebat selalu lahir dari kesabaran yang kuat, selalu begitu. Lengkap dengan rasa tanggungjawab sebagaimana mestinya. Koki handal memulainya dari sabarnya ketika gagal memasak, peselancar memulainya dari sabarnya ketika dihantam ombak. Kita tidak perlu menjadi sesuatu yang sempurna, termasuk dituntut untuk menjadi demikian.
Kita tidak mungkin berlari kencang menuju garis akhir jika tidak tahu di mana garis itu berada. Atau lebih buruk lagi, menipu diri sendiri untuk meyakini bahwa perlombaan akan berlangsung selamanya.
Paling tidak, kita bisa bersyukur pada apa-apa yang telah jatuh pada genggaman, dan jangan pernah sesekali menyesali apa-apa yang sudah dilepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoetryBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...