Terselip sebuah aksara di antara abjad. Pernah kudengar namamu namun taksempat kulihat rupamu. Kau hanya datang di saat hariku diselimuti sendu. Hadirmu dapat kurasakan tanpa kuharus bersusah payah memanggil, apalagi memohon perhatianmu. Cukup dalam diam, bersamamu menikmati waktu yang taksempat kusyukuri.
Suatu ketika aku pernah terjatuh, tersandung kerikil-kerikil kecil yang kubawa sendiri. Aku tersungkur dan tak kusadari, banyaknya kerikil kecil milikku itu sudah menumpuk hingga melambung tinggi. Takdapat kugapai lagi. Inginku meninggalkan apa yang sudah kuperjuangkan. Walau sebelumnya yang kutahu memang sia-sia.
Tiba-tiba kamu datang dengan membawa sedikit harapan namun melahirkan ketenangan yang takmampu kurasakan sendiri. Dalam diam, kau terus ada menemani. Takpernah bosan mendengar keluhanku, siap menjadi sandaranku. Kau takpernah memaksaku untuk belajar terbang, tapi kau selalu menuntunku untuk terus berjalan.
Terkadang aku belum memahami antara benar dan salah. Aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan dan menurutku itu benar, namun ada saja celaan orang dan menganggap hal itu salah. Namun untuk saat ini aku hanya ingin tahu tentang kita, sebagai dua kata majemuk yang menjadi satu kesatuan.
Banyak yang bisa kita lakukan seperti; mempertemukan abjad demi abjad yang disusun padat dan merayakannya dengan menjadikan sebuah aksara indah yang menyatakan kebahagiaan atau kesedihan tentang sebuah pertemuan. Entah itu sementara atau amerta. Untukku, semoga kau tetap ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoetryBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...