Sempat berpikir bahwa aku ialah satu-satunya, namun realitas berkata lain; bahwa aku hanyalah salah satunya di antara mereka,
sempat berpikir pula bahwa aku ialah yang utama, namun realitas masih saja berkata lain; bahwa aku hanyalah sampingan di kala mereka tak bisa hadir sebagai sosok pahlawan di saat dirimu membutuhkan perhatian.Lagi-lagi aku terjerat oleh kebodohan diriku sendiri, berpikir bahwa cintamu selama ini abadi terhadapku, ternyata yang kudapat ialah sebuah fana yang tak bisa kudekam; apalagi ku genggam, lagi-lagi harus kukeruk lubang di hati untuk mengubur kembali perasaanku, seraya berpikir betapa bodohnya diriku yang kerap kali harus meneguk sakit hati.
Ikhlas, ialah satu kata yang harus kujalani saat ini.
Bahagialah kasih. Tak usah pikirkan keberadaanku, Biarlah saja aku di sini duduk manis memandang kebahagiaan barumu bersamanya dari kejauhan. Sembari kukenakan kembali topeng senyumku ini, memang aku saja yang terlalu berpikir kejauhan akan cerita kita, tanpa menyadari kita ini bersebrangan, bukan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoetryBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...