Menatap

108 4 2
                                    

Kita berdiri
Saling diam,
Membisu tanpa kata.
Hening dalam ucap,
Bising dalam tatap.
Inilah saat di mana kita dekat tanpa sekat.
Tanpa halang, aku melihat dirimu yang sempat hilang.

Kita hanya bisa menyatakan rasa lewat mata.
Di matamu
Kulihat bayangan bidadari di sana.
Seseorang dengan paras indah nan memesona.
Itukah aku?
Tentu saja bukan.
Jangankan melihatku-
sadar akan kehadiranku saja, kau tak melakukannya.

Pelan-pelan aku beranikan diri menatapmu lebih lekat.
Bayangan bidadarimu semakin nyata.
Bersamaan dengan binar matamu yang kian menyala.
Sesekali aku tersenyum hambar-
Melihat senyummu yang kian sesumbar.

Kita berdiri
Aku sendiri di sudut ruangan,
Sedangkan, kau berada di kerumunan-
Dengan puan dalam dekapan.
Aku menjadikanmu sebagai objek pandangku yang nyata.
Sedangkan, di matamu takada lagi ruang yang tersisa.

Semakin kutatap, aku kian meratap.
Hingar bingar semakin meniadakanku di matamu.
Namun,
Kesendirian semakin menyudutkanku pada kenangan tentang dirimu.

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang