Deburan ombak kali ini sudah memasuki musim pasang.
Entah sejak kapan,
Aku duduk termangu
Setiap kali parasmu terbayang,
Menusuk sukmaku,
hingga menorehkan luka menganga.Apa kabar dirimu? Baik-baik sajakah? Atau mencoba baik-baik saja seperti postingan di media sosialmu pekan lalu?
Ah, andai semua pertanyaan di benakku ini dapat kulontarkan padamu dengan gamblang,
Sayangnya, aku terlalu gamang
Aku juga tidak mau merusak hubunganmu dengannya, sayang.Bertanya kabar pun nyaliku ciut apalagi perihal menyatakan perasaan dengan orang yang sudah bertuan.
Tatkala, Atmaku memaksa untuk menjarah sebagian ruang di hati puan.
Namun, itu semua hanya bualan atau bahkan sekadar gurauan.Puan,
Nanti jika dirimu sudah tak bertuan, Raga ini selalu siap untuk kau jadikan pelabuhan
Tempatmu menaruh semua angan dan kegundahan.Kini, aku hanya bisa menunggu waktu itu tiba Waktu di mana ragamu bukan lagi miliknya,
Waktu di mana kau dan aku bisa bersama Tanpa jeda, tanpa 'dia'.Pikiranku kalut Nyaliku ciut,
Diriku terlalu gamang untuk merampasmu dari lain orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
شِعرBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...