Pada pagi yang enggan datang lagi
Aku kembali, merangkum asa merajut waras
Menuai luka pada ladang tersembunyi
Dari genggam yang lepas hilang tak berbalasMalam yang datang begitu bising
Menjaga untuk tetap terjaga
Menerjemahkan luka lebih dalam
Membendung muara bening dalam jelagaOtakku masih meneriakkan namamu
Menerka tentang mengapa dan kenapa
Pada waktu yang terlambat
Dan sesal yang lebih tepatDi hatiku bersarang cemburu
Menerima yang tak kuterima
Dari harap yang terpudarkan tanpa rencana
Bagai buih tersapuh ombak menghilang
Musanah tanpa satupun terlaksanaSaat juara telah ditentukan
Dan bukan namaku yang tersematkan
Runtuh yang telah seluruh dan tak lagi utuh
Disini aku masih merawat harap dalam cemas
Sedang kau disana telah bercincin emasKini biarlah aku, kembali menyelami sepi
Tanpa pagi juga mentari menghampiri
Dengan terang sinar surya damai kelam
Merengkuh gelap dalam pengap
Menelan sesak pada lengang ratapBarangkali kutemukan keikhlasan
Dari kepasrahan yang begitu lapang
Hingga mampu kulayangkan doa panjang
Dalam sujud peraduan untuk bahagiamuBiar duka kubawa sendiri
Menjatuhkan diri pada belantara sunyi
Merangkai kisah dalam mimpi
Yang dituliskan puisi-puisi sepi
Hingga terbangun pada suatu pagi
Dan berkata ;
"Setidaknya untukmu aku pernah berdiri"MaulidaMarisa
6 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoesiaBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...