Kuterluka

172 5 0
                                    

Seperti halnya aku mati-matian menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung pun sakit hati karena aku, namun mengapa orang lain tak pernah menjaga perasaanku?

Seperti halnya aku susah payah memilah kata yang terlontar dari bibirku agar sekiranya tidak berubah menjadi sebilah pisau yang membuat orang lain berdarah, namun mengapa orang lain dengan mudahnya menghunus kata padaku?

Seperti halnya aku menghargai tiap-tiap usaha orang lain agar sekiranya ia tidak bersedih karena usahanya yang sia-sia melainkan setidaknya ia sudah mencoba meski tetap tidak kuasa, namun mengapa orang lain dengan mudahnya bilang aku tidak berguna hanya karena beberapa hal yang aku tidak bisa?

Seperti halnya aku memberi peluk hangat orang lain untuk menangis lalu kuhapuskan setelah tiris, namun mengapa orang lain dengan mudahnya bilang aku lemah dan malah memberi amarah?

Seperti halnya aku menjaga nada bicaraku agar orang lain tidak tersinggung pun sakit hati karena nada bicaraku yang terlalu tinggi, namun mengapa orang lain dengan mudahnya membentakku?

Aku sebenarnya terluka, namun tak bisa berbuat apa-apa juga. Sebab takut perbuatanku akan membuat orang lain terluka dengan aku sebagai pelakunya.

Aku terluka, namun tak bisa berbuat apa-apa juga. Karena terluka itu luar biasa sakitnya.

Jadi, cukup aku saja.

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang