Kau biarkan aku jatuh sendiri,
tenggelam aku dalam lamunan tentangmu,
ingar bingar di kepala bisikan tentangmu,
gaduh, gaduh, gaduh–Bahkan suara gemuruh petir serta berjuta-juta tetesan air langit yang tengah berjatuhan di atap rumahku,
tak mampu mengalahkan kegaduhan yang ada di kepalaku tentang kamu.Serta hatiku;
kepingan-kepingan yang sudah kamu hancurkan,
kamu remukkan lagi hingga hancur sehancur-hancurnya,
habis, tidak berbentuk, tidak tersisa,
abu.Jiwaku sudah terlalu banyak menampung duka nelangsa
dan jika diperbolehkan untuk jujur
jiwaku sudah terlampaui letih
hingga aku memutuskan untuk berhenti merasa.Beku,
hatiku membeku
pun perasaanku.Dan, jika kamu ingin membunuhku sekali lagi
maka kupersilahkan dengan segala hormat
tapi kupastikan kamu akan gagal
karena aku tidak lagi peka,
tidak lagi merasa.MaulidaMarisa
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
PoetryBiarkan lilin yang kau tiup tetap menyala. Terang dan gelap tiada jadi pembeda. Sedih dan senang adalah dua hal yang sama-sama perlu kamu nikmati. Ketegaran hati datang kepada kamu yang tetap terlihat begitu kuat, setelah patahnya yang begitu hebat...