ZELINARKA - 12

6.9K 284 39
                                    

Happy reading 💕💕

Fely membuka pintu kamar bundanya. Ia berniat untuk menemui kakaknya yang paling menyebalkan sejagat raya. Ya, Arka.

Sebenernya semua ini bukan kemauannya, semua ini atas dasar suruhan ayahnya.

Baru saja membuka pintu. Matanya sudah menangkap jelas cowok yang sedang tertidur lelap, yang pastinya dengan posisi diluar dugaan.

Fely menggelengkan kepalanya melihat posisi tidur kakaknya.

Remot tv masih tergenggam erat ditangan Arka. Kedua kaki terangkat sempurna pada tembok yang kokoh. Kedua tangan terangkat bebas kesegala arah. Dan jangan lupakan mulut Arka yang sedikit terbuka disertai dengan dengkuran kecil yang keluar dari mulut cowok itu.

Fely berdiri tepat disamping tempat tidur king size super empuk milik bunda dan ayahnya.

Enak sekali Arka. Dengan bebas tidur di kasur ternyaman yang ada di rumah ini.

"Bangun heh bangun!." Fely mengguncang perlahan tubuh Arka. Membuat cowok itu terusik.

"Ishh." Arka menepis kasar tangan Fely. Membuat Fely mendengus kasar.

"Dasar kebo," umpat Fely.

Fely merangkak naik ke atas kasur. Kini ia mengguncang tubuh Arka dengan hebat. "KAK ARKAAAAAAA BANGUNNNN!. AYO BANGUN IHHHHHH!!"  teriak Fely. Lengkingan suaranya menggelegar keseluruhan penjuru kamar.

Refleks, Arka menutup kedua telinganya. Suara Fely membuat gendang telinganya ingin pecah seketika. "Paan sih?! Ganggu orang tidur tau gak?!." Ia memposisikan dirinya menjadi duduk.

"Lo tidur atau latihan mati sih?! Kebo banget lo!."

"Bodo lah!. Ngapain lo kesini? Kangen sama gue?."

"Najisun gue kangen sama lo."

Arka mengangkat satu alisnya. "Terus?."

"Dipanggil Ayah noh. Suruh keruangannya sekarang." Fely bangkit. Ia turun dari atas kasur dan berjalan ke ambang pintu.

Arka mengucek matanya. Mencongkel belek yang bertengger diujung matanya. "Ngapain?"  tanyanya santai.

"Au dah." Fely menggidikkan bahunya tanpa menoleh.

💠💠💠

Arka menatap manik mata ayahnya yang sedang memandangnya horor. Ia meneguk salivanya kasar.

Siapapun akan Arka lawan kecuali ayahnya. Ayahnya adalah lelaki terhoror yang pernah ia kenal. Apalagi saat marah. Habis sudah dirinya.

"Liat." Prajasa. Lelaki yang kerap dipanggil Praja— ayah Arka, menyodorkan sepucuk surat tepat dihadapan Arka.

Arka memandang surat itu. Pupil matanya menangkap logo yang sangat familiar dimatanya. Itu logo sekolahnya.

Ia mengerti. Itu pasti surat peringatan yang berasal dari sekolahnya. Lagi, lagi dan lagi Arka mendapat surat itu.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?." Praja mengetuk telunjuknya pada meja kerja berlapis kaca miliknya.

Arka menggeleng.

"Kurang cukup semua surat itu? Sudah berapa puluh surat yang kamu pelihara selama kamu sekolah disana? Perlu ayah kirim kamu keluar negri?" tanya Praja.

Arka membelalakkan matanya. "Engga yah jangan, yah. Jangan." Arka menggeleng kuat.

Ia tak mau dikirim keluar negri. Arka tau di sana pelajarannya sangat sulit dan pastinya kedisiplinan paling diutamakan. Bagaimana nasibnya jika ia disana? Bisa stress.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang