ZELINARKA-63

4.6K 202 29
                                    

Cowok itu terlihat mondar-mandir. Berkali-kali ia menggosok-gosokan tangannya yang terasa dingin tiba-tiba.

Pikirannya terbang kesana kemari. Memikirkan apa yang akan terjadi nanti malam diacara pentas seni sekolah.

Arka mendudukkan dirinya diatas kasur. Cowok itu sudah berada di rumah, dan kini ia sudah bisa berjalan dengan bebas. Walau kadang sesekali rasa nyeri diperutnya masih terasa. Tapi ia berusaha untuk mengabaikan itu.

Mata hitam itu melirik ponsel berkali-kali. Berharap panggilan dari seseorang masuk dengan segera.

Sesekali cowok itu bersenandung pelan, hanya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Hari ini adalah hari dimana sekolahnya SMA Melyona mengadakan pentas seni. Acara itu diadakan sampai tengah malam. Dan hari setelah acara tersebut akan diliburkan.

Dering ponsel berbunyi. Dengan cepat Arka langsung menyambar benda pipih itu. Tanpa pikir panjang cowok itu langsung menerima panggilan.

"Halo."

Suara itu membuat senyumnya mengembang seketika.

"Halo Zel. Kapan tampil?" tanyanya penasaran.

"Setengah jam lagi gue tampil. Kenapa minta ditelepon? Perutnya sakit lagi?."

Suara disebrang sana terdengar khawatir. Arka beranjak dari duduknya. Cowok itu berdiri didepan cermin, melihat pantulan dirinya sendiri sembari mengulas senyum.

"Ngga kok. Cuman ngga sabar aja nunggu live instagram Leon." Terdengar kekehan yang dibuat oleh Arka.

Zelina melarangnya untuk datang ke acara itu. Tapi gadis itu menyuruh Leon untuk live di instagram, hanya untuk sekedar mem-video dirinya yang sedang bernyanyi nanti. Supaya Arka dapat melihatnya tampil.

"Hiss udah tunggu aja. Ngga lama lagi kok. Jangan kemana-mana, dirumah aja."

"Iya Zelina sayang."

"Yaudah gue mau ada perlu dulu."

"Iya, bye babe."

"Bye."

Panggilan dimatikan sepihak.

Tak henti-hentinya Arka mengulas senyum. Cowok itu menyugar rambutnya kebelakang.

"Semoga lancar."

💠💠💠

Zelina merasakan denyut jantungnya berdetak tak beraturan. Berkali-kali gadis itu menghembuskan napasnya perlahan. Berusaha untuk menetralkan rasa gugup.

Kakinya melangkah saat ia mendengar namanya disebut diatas panggung.

Suara tepuk tangan dan sorakan terdengar saling bersautan, membuat Zelina semakin gugup. Tapi ia tetap berusaha untuk menyembunyikan semuanya.

"Hai Zelina." Suara MC menyambutnya.

Gadis itu hanya tersenyum.

"Sudah siap?" tanya MC tersebut.

Zelina mengangguk yakin.

"Silakan."

MC itu turun dari atas panggung. Berbeda dengan Zelina yang mulai berjalan mendekati kursi yang tersedia ditengah panggung. Disana juga terdapat tripod holder lengkap dengan microphone yang akan ia gunakan.

Gadis itu mulai memangku gitar yang tadi ia bawa. Dan mengambil posisi yang nyaman menurutnya.

Matanya menjelajah keseluruh penonton yang sedang menatapnya dan juga Leon yang sudah sedia dengan ponselnya. Gadis itu tersenyum.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang