ZELINARKA - 64

5.4K 208 30
                                    

"Kenapa jam segini belum tidur?."

Wajah Arka terpampang jelas didalam laptop Zelina. Cowok itu tersenyum sembari melemparkan pertanyaan yang selalu terlontar setiap malamnya.

Saat ini mereka berdua tengah melakukan. Sama seperti hari biasanya. Mungkin ini adalah suatu rutinitas yang akan dilakukan oleh kedua insan itu.

"Belum ngantuk."

Arka terlihat mendengus, membuat Zelina terkekeh dibuatnya.

"Nanti muka kamu ada mata pandanya, baru tau rasa."

Suara Arka terdengar kesal disana. Zelina hanya dapat menanggapinya dengan senyuman. Dan juga, sekarang mereka telah mengganti ucapan dari lo-gue menjadi aku-kamu.

"Tapi kamu tetep suka kan?."

Pertanyaan Zelina berhasil membuat senyum Arka mengembang sempurna.

"Pede."

Zelina terkekeh dibuatnya.

Sampai pada akhirnya Nura masuk kedalam kamar dengan segelas susu ditangannya. Wanita paruh baya itu meletakkan gelas diatas nakas.

Kakinya melangkah mendekati Zelina yang sedang asik mengobrol dengan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Arka.

"Eh ada mama."

Nura tersenyum saat Arka melambaikan tangannya. Mencoba untuk menyapa dirinya.

"Kenapa jam segini masih belum pada tidur?" tanya Nura.

"Tau tuh, ma. Zelina disuruh tidur ngga mau."

Zelina yang mendengar ucapan Arka merasa tidak terima. "Dih boong,ma. Arkanya tuh yang dari tadi ngajak video call."

Melihat tingkah laku kedua anak remaja ini, membuat Nura hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Tidur gih. Besok katanya mau pergi."

Zelina dan Arka mengangguk secara bersamaan. Besok mereka memang ingin pergi. Hanya sekedar untuk jalan-jalan dan mengobrol bersama saja.

"Titip salam buat bunda ya."

Arka mengangguk. Setelahnya cowok itu memutar kepala tepat ke pintu kamarnya yang terbuka.

"BUNDA DAPET SALAM DARI MAMA!!!."

"YA WA'ALAIKUMSALAM."

Arka kembali memutar kepala menatap Nura.

"Udah,ma."

Nura terkekeh lalu mengangguk. Wanita paruh baya itu pergi meninggalkan kamar Zelina.

Zelina yang melihat aksi Arka barusan hanya bisa geleng-geleng kepala. "Emang dikamar ngga ada telfon?" tanya Zelina.

Arka mengangguk. "Ada."

"Kenapa ngga dipake?."

"Jauh, Zel. Disana tuh. Males jalannya."

"Itu deket, Ka," ucap Zelina saat ia lihat telfon itu ada disamping meja belajar Arka.

"Jauh."

Zelina menghembuskan napasnya kasar. Oke, ia mengalah. Lebih baik seperti itu.

"Yaudah sekarang kamu tidur."

"Tap kan—"

"Tidak menerima negoisasi."

Zelina mendengus. Tapi, selang beberapa detik gadis itu tersenyum. "Besok aku punya sesuatu buat kamu."

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang