Zelina melangkahkan kakinya masuk kedalam pekarangan sekolah. Berkali-kali gadis itu menghembuskan napasnya jengah.
Sudah seminggu lebih Arka belum juga bangun dari komanya. Entah kapan cowok itu akan membuka matanya kembali. Zelina harap Arka baik-baik saja.
Gadis itu melihat kesekitar sekolah. Ia mengurungkan niatnya untuk langsung kekelas. Zelina berjalan kearah lain.
Gadis itu ingin ke kantin.
Ia duduk disalah bangku yang ada disana. Menaruh tasnya diatas meja untuk menjadi bantalan kepalanya yang ia letakkan disana.
Lagi-lagi Zelina membuang napasnya kasar.
Pagi ini kantin sepi. Tak ada satu pun orang. Hanya ada beberapa stand yang sedang menyiapkan hidangan untuk waktu istirahat nanti.
Bola matanya bergerak. Melihat sisi kantin yang lain.
Lengkungan terbentuk di bibirnya. Itu tempat saat ia bertengkar dengan Arka. Cowok pertama yang pernah meninjunya.
Zelina terkekeh.
Belum ada dua puluh empat jam pertemuannya dengan Arka. Tapi semuanya terlihat sangat kacau.
Gadis itu kembali menegakkan kepalanya. Menaruh telapak tangan dikedua sisi pipinya untuk dijadikan sebagai topangan.
"Kapan lo masuk sekolah lagi?."
Tatapannya terlihat kosong untuk kali ini.
"Gue kesepian."
Tak lama suara bel sekolah terdengar nyaring.
Gadis itu beranjak pergi meninggalkan kantin dan berjalan menuju kelasnya.
💠💠💠
Zelina memasukkan alat tulisnya kedalam tas. Lalu gadis itu beranjak dari duduknya.
"Lin."
Zelina menoleh saat Davira memanggilnya. Gadis itu berdehem.
"Mau pulang bareng ga?" tanya Davira.
Zelina nampak berpikir. Detik berikutnya gadis itu teringat sesuatu. "Ngga bisa, Vir. Gue mau ketemu sama Kak Elena dulu."
"Ngapain lo ketemu sama dia? Ada masalah?."
Zelina memukul bahu Davira. Cewek itu terkekeh. "Ya ga lah! Gile aja lo. Gue kan udah deket sekarang sama dia."
Davira ikut terkekeh. "Ya kan bisa aja gitu. Tapi jangan deng."
Zelina menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?."
Davira mencubit hidung sahabatnya gemas. "Hidup lo udah terlalu banyak drama. Jangan ditambah lagi." Setelahnya gadis itu tertawa lepas.
"Yeu songong lo." Zelina menjitak kepala Davira dan diakhiri dengan dirinya yang ikut tertawa lepas.
Brak!
Kedua gadis itu menoleh secara bersamaan saat seseorang tak sengaja menyenggol meja Zelina. Kejadian itu mengambil perhatian mereka berdua.
Dengan segera Zelina membantu orang itu. Karena buku yang ada digenggamannya jatuh berserakan dilantai.
"Lo gapapa, Ra?."
Ya, itu Naira. Gadis itu tadi sangat terburu-buru.
Naira tak membalas ucapan Zelina. Dengan segera ia mengambil beberapa bukunya yang berserakan dilantai, setengahnya lagi diambil oleh Zelina.
"Nih buku lo." Zelina memberikan buku itu.
Saat Naira ingin melangkah pergi, Zelina menghadangnya. "Gue mau ngomong sebentar sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELINARKA
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zelina kalandra, seorang gadis yang sangat jago beladiri. Berani dan pantang menyerah, itulah dirinya. Terkenal dengan sikap garangnya. Wajahnya yang cantik seketika akan menjadi menyeramkan jika amarah sudah menguasainya...