ZELINARKA - 14

6.9K 244 55
                                    

Happy reading 💕💕

Zelina merebahkan tubuhnya pada rerumputan ditaman belakang rumahnya. Diikuti dengan Arka disebelahnya. Tak henti-hentinya mereka menatap takjub kemerlip bintang yang bertabur diangkasa luas.

Arka melirik. Ia melihat gadis itu sedang tersenyum pada langit. Senyuman itu. Sangat tulus dan tidak dipaksakan.

"Gue pengen jadi langit," ucap Arka tiba-tiba. Manik matanya sudah beralih menatap langit yang luas diatas sana.

Zelina sempat menoleh sebentar. Tapi beberapa detik kemudian matanya kembali teralih pada angkasa luas. "Kenapa?" tanyanya.

"Biar bisa dapet senyuman lo terus." Arka menoleh, menatap Zelina. "Kalau sekali aja. Gue minta lo senyum sama gue. Apakah lo bakal mengabulkannya?."

Zelina ikut menoleh. Menatap manik mata Arka. Cowok itu selalu saja mengeluarkan tatapan lembut. Padahal dirinya sekalipun tak pernah seperti itu. "Engga." Satu kata terlontar begitu saja. Membuat Arka membuang nafas kecewa.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Lo nyebelin," jawab Zelina yang kini kembali menatap langit.

Arka terkekeh. "Hanya karena itu?." Manik matanya masih menatap Zelina.

Entah mengapa dirinya tak ingin menatap langit. Ia lebih tertarik menatap wajah Zelina dari samping.

"Iya. Liat aja. Dari tadi pagi. Lebih tepatnya dari pertama kali kita ketemu. Lo selalu aja buat gue kesel. Apalagi kelakuan lo yang kayak orang stress. Bikin gue pusing tau gak."

"Tapi tetep aja masih lo tanggepin." Arka beralih menatap langit.

"Ya suka-suka gue lah."

"Seharusnya kalau kesel itu didiemin. Ini mah diladenin. Dasar aneh."

"Lo engga ngaca kalau diri lo sendiri juga aneh?" tanya Zelina.

"Engga," jawab Arka sekenanya.

Arka bangkit dari tidurnya. Zelina sedikit melirik melihat gerakan Arka yang tiba-tiba itu. Tapi matanya tetap saja beralih pada bintang diatas sana.

Tak lama, tepat didepan matanya terdapat kotak bernuansa biru yang menutupi indra penglihatannya untuk menatap bintang.

Zelina mengalihkan pandangannya. Arka lah yang sedang menyodorkan benda itu tepat dihadapan wajahnya. Ia mengernyit heran. Tapi tak lama dirinya ikut bangkit. Duduk tepat didepan cowok jangkung itu.

"Buat siapa?" tanya Zelina heran.

Arka tersenyum. Disinilah ia. Dibawah kemerlip bintang yang mengapung diatas sana. Berusaha meminta maaf kepada gadis galak yang kini ada dihadapannya.

"Buat lo. Itung-itung sebagai kata maaf karena gue pernah nyakitin lo waktu itu. Gue tau. Gue cuman cowok brengsek yang beraninya sama perempuan. Kalaupun lo mau hukum gue silakan. Gue terima apapun hukuman yang lo kasih." Arka menatap Zelina lekat. Kini ia tidak sedang main-main dengan perkataannya. Sebisa mungkin ia merubah keadaan menjadi serius. Walaupun sebenarnya ia sangat benci situasi seperti ini.

Zelina tersenyum. Tangannya terulur menerima kotak bernuansa biru itu. Beberapa detik kemudian, ia menepuk bahu Arka pelan. "Gue engga marah sama lo. Gue engga bakalan hukum lo. Dan gue udah maafin lo. Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya. Gue ikhlas kok maafin lo, engga karena paksaan." Arka ikut tersenyum. Senyuman Zelina menular begitu saja kedalam dirinya.

Arka membalikkan tubuhnya. Mengambil sesuatu dibelakangnya.

Zelina yang berada persis didepannya, melihat gerak-geriknya. Matanya nyaris saja lepas dari tempatnya saat Arka mengeluarkan seikat bunga.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang