ZELINARKA - 37

4.4K 173 1
                                    

Kini ketiga perempuan cantik sedang menikmati makanannya masing-masing. Berbeda dengan Zelina, gadis itu tidak memesan makanan. Hanya minuman yang menjadi menunya hari ini.

Mata coklatnya tak henti-henti menatap gadis cantik yang berada tepat didepannya. Otaknya kembali berputar pada kejadian saat itu.

Aira, adalah gadis yang pernah ia lihat jalan bersama Arka waktu itu. Dan kini Aira mejadi temannya? sungguh tidak terbesit sedikitpun dibenaknya.

Aira yang merasa diperhatikan menegakkan kepalanya. "Ada yang salah ya sama aku?" tanya Aira membuyarkan pikiran Zelina.

Zelina mengerjapkan matanya berulang kali. "Ah engga kok." Seburat senyuman tebentuk di bibir mungilnya. "Kamu cantik. Setiap hari perawatan ya?" tanya Zelina mencairkan suasana.

Aira terkekeh. "Engga kok. Segini mah nggak cantik. kamu tuh baru cantik. Aku sampai ngiri kalau ngeliat kamu. Hehehe."

Zelina mengibaskan tangan tepat didepan wajahnya. "Ah engga kok. Kamu lebih cantik."

"Kamu lebih cantik Zelina."

"Kamu lebih cantik Aira."

"Gue lebih cantik," ucap Davira tanpa rasa malu.

Zelina memicingkan matanya.

"Apa liat-liat?. Gue cantik? Iya gue tau kok kalalu gue ini cantik. Biasa aja kali liatnya. Lo ngiri? gue maklumin kok." Davira mengibaskan rambutnya manja.

Selang beberapa detik kemudian, Zelina memasang wajah ingin muntah. "Idih! Gue ngiri sama lo? iwh!."

Aira dan Naira yang melihat kejadian itu tertawa pelan. Davira memang paling bisa mencairkan suasana.

"Oiya Aira, lo kenapa pindha ke SMA Melyona?. Emang nya di SMA Rajawali kenapa? Gak betah atau gimana?" tanya Davira.

Aira terdiam sebentar. "hmm, bukan gitu."

"Aku cuman mau cari suasana baru aja. Mau cari teman-teman baru."

"Wah keren ya. Anak lain mah kalau udah sekolah disitu ngga bakalan mau pindah. Soalnya kan mereka udah punya teman deket. Tp lo msh aja mau nyari teman." Davira menyesap minumannya.

"Hehehe. Ya begitu lah."

Semuanya kembali terdiam. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Brakk!

Pukulan meja sangat keras membuyarkan keempat gadis itu. Davira mengelus dadanya pelan, berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak sangat cepat.

Itu Elena!.

Mengapa gadis itu datang lagi? Pasti dia ingin mencari gara-gara!.

"Udah berapa kali gua bilangin ke lo! Jangan deketin Arka!" seru Elena setengah berteriak. Membuat seluruh murid dikantin memerhatikannya.

Zelina diam. Ia tidak bicara. Lebih baik seperti itu.

"Kurang cukup yang kemarin? Apa perlu gue bunuh dulu baru lo bisa jauh dari Arka?!."

Brakk!

Kini bukan Elena yang memukul meja. Tapi Naira. Wajah gadis itu sangat merah karena menahan amarah sedari tadi.

"JAGA OMONGAN LO!!." Naira menunjuk Elena tanpa rasa takut. Ia tidak terima sahabatnya dipermalukan didepan khalayak banyak.

"Lo berani sama gue?!."

Mendengar perkataan Elena. Naira mengepalkan tangannya kuat. Gadis itu berdiri dengan kasar, menendang kursi kantin dengan keras.

Entah kemana sikap feminimnya.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang