ZELINARKA 46

4.7K 179 16
                                    

"Kurang lebih seperti itu cerita bun,"  ucap Arka mengakhiri.

Gina mengusap air matanya. Arka telah menceritakan segalanya. Semua tentang keluarga kandung cowok itu.

Dan lihat, Bunda Gina dan Felysia menangis sesenggukan. Disisi lain, Kenzo hanya diam sembari menatap Arka dalam. Jujur saja, tadi Zelina melihat cowok itu meneteskan air mata. Tapi Kenzo langsung menyekanya dengan cepat. Mungkin karena tidak ingin dilihat orang lain. Entahlah.

Satu-satunya yang tidak menangis hanya Praja. Pria paruh baya itu masih tetap berdiri tegap.

Praja melangkah maju mendekati Arka. Ia menggenggam erat kedua bahu Arka. Membawa cowok itu kedalam pelukannya.

Arka menangis? Ya.

Ia tak peduli jika nanti Zelina mencemooh ataupun menggodanya. Dadanya terasa sesak. Memori itu kembali berputar, membuat lukanya kembali basah.

Disini tidak ada siapapun, hanya anggota keluarga Adhitama dan juga Zelina. Sisanya menunggu diluar.

Praja menepuk pelan punggung anak angkatnya. Membuat Arka menutup mata. Merasakan pelukan seorang ayah. Sudah lama sekali ia tidak merasakan ini.

"Tidak perlu khawatir. Kita semua menyayangimu. Ayah akan menggantikan posisi papamu. Begitupun bunda, dia akan menggantikan posisi mamamu. Kita ada disini bersamamu," ucap Praja. Suara yang biasa terdengar tegas kini bergetar hebat.

Setetes air mata mengalir menyusuri pipi mulus milik Praja. Zelina tersenyum, gadis itu yakin sedari tadi pasti Praja telah menahannya. Dan sekarang tumpah begitu saja.

Gina melangkah mendekat, wanita paruh baya itu ikut memeluk Arka. Dan dibalas oleh cowok itu. Arka memeluk kedua orangnya.

Sebenernya Gina sudah sering memeluknya, atau bahkan Arka sendiri yang memeluk Gina. Tapi entah kenapa, Arka lebih suka pelukan Gina saat ini.

"Bunda disini, sayang. Kamu tidak perlu khawatir. Kamu anak bunda juga. Bunda tidak pernah membeda-bedakan kamu dengan Fely dan Kenzo. Bunda sayang sama kamu, Arka." Fely melepaskan pelukan disusul dengan Praja.

Wanita itu mengecup pipi Arka sekilas. Lalu menggenggam tangan cowok itu dengan erat. Menatap mata hitam milik Arka dengan penuh kasih sayang. "Kamu percaya sama bunda kan?."

Arka tersenyum setelah itu ia mengangguk. "Iya. Arka percaya sama bunda. Arka juga sayang bunda."

Gina tersenyum dan kembali memeluk Arka. Wanita itu menangis sesenggukan didalam dekapan Arka.

Zelina yang menyaksikan semua ini ikut menangis terharu. Sungguh, seluruh anggota Keluarga Adhitama sangat baik. Bahkan mereka menerima Arka dengan tangan terbuka tanpa menginginkan apapun.

Arka sangat beruntung dapat menemukan keluarga baru seperti Keluarga Adhitama.

Fely mendekat kearah Zelina yang sedang duduk diatas ranjang rumah sakit. Mata gadis itu memerah menandakan habis menangis. "Kak Zelina, makasih udah merubah Kak Arka. Karena Kak Zelina, Kak Arka jadi mau cerita tentang keluarga kandungnya."

Zelina menggeleng sembari tersenyum. "Bukan aku yang merubah Arka. Tapi Arka sendiri yang mau merubah dirinya."

Fely menyeka air matanya. "Tapi kan Kak Zelina sebagai penyemangatnya Kak Arka."

Tak ingin mendengar ucapan Zelina selanjutnya. Fely langsung memeluk Zelina erat. Gadis itu berharap Zelina dapat menjadi kakak iparnya dimasa depan.

Dahulu, ia hanya bisa melihat Zelina dari kejauhan. Mengagumi cewek itu tanpa berani untuk mendekat.

Fely sangat senang saat ia dapat berfoto bersama Zelina waktu itu. Sampai-sampai fotonya bersama Zelina ia pasang sebagai wallpaper ponselnya.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang