ZELINARKA - 55

3.8K 172 58
                                    

Matanya menyipit.

"Itu kan Naira. Dia sama siapa?."

Zelina semakin menajamkan penglihatannya. Dapat ia lihat Naira membawa seorang pria disampingnya.

Matanya membelalak. Zelina bangkit dari duduknya.

"Ferro?!."

Elena ikut bangkit saat Zelina mengucapkan nama seseorang. "Siapa Ferro?" tanya Elena.

Gadis itu tidak menggubris pertanyaan Elena. Ia langsung berjalan mendekati Naira.

Naira sangat terkejut melihat Zelina yang saat ini tengah berdiri dihadapannya. Tapi tidak dengan Ferro, lelaki itu tetap memasang wajah tenang.

"Zelina?."

Zelina tersenyum. Ya, senyum palsu. Dibelakangnya terdapat Elena yang masih tidak mengerti dengan keadaan.

"Kita mau makan apa sayang?" tanya Ferro merangkul Naira.

Naira mencoba untuk melepas rangkulan Ferro. Tapi cowok itu sama sekali tidak ingin melepaskannya.

Setetes air mata mengalir dipipi Zelina. Gadis itu menggeleng. Tidak! Ia tidak boleh menangis.

Tak lama Zelina menyeka air matanya kasar. "Kalian pacaran?."

"Oh iya tentu," jawab Ferro dengan bangga.

Zelina meremas ujung bajunya. Hatinya terasa nyeri melihat semua ini.

Saat ini masalahnya bukan Ferro, tapi Naira. Ya, sahabatnya. Kenapa ia begitu kejam dengannya?.

"Naira..." panggil Zelina dengan lirih.

"Lo pacaran sama Ferro?" tanya Zelina. Gadis itu menatap mata Naira dalam, berharap gadis itu akan mengatakan 'tidak'.

"Lo masih ngga percaya? Astaga." Ferro menggelengkan kepalanya.

"Sini biar gue buktiin."

Ferro mengecup singkat bibir Naira.

Elena membelalakkan matanya. Dengan cepat gadis itu menutup mata Zelina. "Ya ampun!."

Zelina menyingkirkan tangan Elena yang menutupi matanya. Lalu gadis itu melangkah keluar cafe. Dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

"Kak Ferro."

Ferro mengernyit saat melihat seorang gadis berhijab yang berdiri tepat dibelakang Elena.

Elena menoleh. Lalu setelahnya ia menyingkir membiarkan Hana mendekati Ferro.

"Jadi ini alasannya kenapa Kak Zelina selalu sendiri pas datang ke cafe aku?."

Hana menangis? Ya. Selama ini ia telah menganggap Zelina sebagai kakak kandungnya sendiri. Dan sekarang kakaknya sedang terluka.

Elena yang berada disamping Hana hanya diam tanpa berkutik sedikit pun.

Jadi ini cafe punya dia, batin Elena.

Matanya memutar, melihat Naira yang sedari tadi hanya diam. Ia kenal dengan wanita itu. Dulu Zelina sempat mengenalkan Naira dan Davira kepada Hana.

"Hana ngga nyangka." Hana menggelengkan kepalanya. "Kenapa kakak kayak gini sama Kak Zelina? Dia sahabat kakak!."

Melihat Hana menangis Naira hanya diam. Untung saja saat ini sedang tidak ada pelanggan. Hanya ada karyawan yang betugas.

"Lo itu siapa sih?" tanya Elena yang sama sekali belum mengerti dengan keadaan.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang