Happy reading 💕💕
"WOI GECE WOI!!. AYO NONTON KEBURU BANGKU BIOSKOP ABIS!!."
Ya kira-kira seperti itulah teriakan Davira. Saat ini mereka memang sedang di mall yang berada di pusat kota. Menghabiskan waktu bersama sekedar menonton film dan berbelanja bersama.
Jangan ditanyakan bagaimana reaksi orang disekitar mereka. Akibat teriakan membahana Davira kini mereka menjadi pusat perhatian. Memalukan memang.
Davira berlari menjauh meninggalkan dua gadis yang sedang bergandengan tangan sembari menggelengkan kepala. Melihat tingkah gila Davira setiap hari membuat kepala ingin pecah saat ini juga.
"Bangku bioskop banyak kali," ucap Zelina menghembuskan nafas jengah.
"Tau tuh. Kayak orang engga pernah ke bioskop aja," timpal Naira yang berjalan disamping Zelina dan menggandeng tangan gadis itu.
Setelah beberapa menit, sampailah mereka di bioskop. Zelina mengeluarkan dompetnya begitu pun Naira dan juga Davira. Dengan santai Zelina berjalan mendekati tempat pemesanan tiket.
"ZELINA CEPET IH!! JANGAN SANTAI-SANTAI!! PILIH BANGKU YANG PALING POJOK ATAS BIAR KITA BISA MAKAN BEKEL DIEM-DIEM!!."
Naira menoyor kepala Davira kencang. Cewek itu memang kelewat ceria. Mereka memang membawa bekal khusus dari rumah dengan alasan supaya hemat dan tidak perlu membeli pop cron dengan harga yang sangat mahal.
Tapi walaupun membawa makanan dari rumah. Tidak seharusnya kan Davira berteriak dihadapan khalayak ramai seperti tadi? Untung saja tidak ada petugas keamanan disini. Kalau ada mungkin Davira sudah ditendang keluar dari bioskop.
💠💠💠
Zelina menutup telinganya saat dimana Davira berteriak. Dan teriakan itu mengarah kepadanya.
Jujur, ia malu. Saat ini semua orang sedang memandangnya. Ini semua salah Davira. Sebenarnya manusia itu terbuat dari apa sih? Membuatnya kewalahan saja.
Nemu dimana gue sahabat kayak gitu batin Zelina.
Walaupun sikap Davira selalu membuat Zelina malu. Tapi ia tidak pernah berfikir untuk meninggal gadis berotak setengah itu. Zelina selalu ada disisi gadis itu saat sedih, susah ataupun senang. Dan itu juga dilakukan oleh Naira.
Mungkin mereka bertiga baru dipertemukan saat pertama kali masuk sekolah. Lebih tepatnya saat diadakannya MOS disekolah. Tapi pada saat itu mereka langsung akrab begitu saja. Dan saat itu mereka masih bersikap malu-malu. Berkata masih menggunakan kata 'aku-kamu', bertingkah dengan sopan, dan pastinya sangat menjaga ucapan. Sangat berbanding terbalik dengan sekarang.
"Mas tiketnya tiga ya," ucap Zelina yang sekarang sudah berada dibarisan paling depan.
Cowok dengan seragam khas pekerja itu mengangguk. "Silakan mbak di pilih tempat duduknya."
"Disini aja mas." Zelina menunjuk bangku paling atas pojok kanan.
"Ke sini sama siapa mbak?" tanya petugas itu sekedar basa-basi.
"Itu mas, sama sahabat saya" jawab Zelina berusaha terlihat ramah. Aslinya ia sangat malas membuka mulutnya hanya untuk sekedar mengobrol basa-basi seperti ini.
Dilihat dari wajahnya, petugas itu memang terlihat muda, tinggi dan berkulit putih. Mungkin dimata perempuan terlihat tampan. Tapi tidak dengan Zelina.
"Udah punya pacar mbak?." Petugas yang sedang mengetik sesuatu pada sebuah mesin itu sedikit melirik kearah Zelina. Memamerkan senyumannya.
"Belum mas," jawab Zelina sekenanya.
Petugas itu merobek tiket yang otomatis keluar dari sebuah mesin khusus. "Jadi totalnya 150 ribu mbak."
Zelina memberikan uang hasil patungan bersama kedua sahabatnya. Saat dimana Zelina menyodorkan uang, petugas itu langsung menerimanya dan langsung menggenggam tangan Zelina dengan kurun waktu lumayan lama.
Zelina mencoba melepas tangannya dari radar cowok muda itu, tapi susah. Genggamannya sangat kuat.
Tepat dibelakang Zelina, terdapat sosok cowok lain yang sedang mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga uratnya terjiplak sempurna. Orang itu marah, sangat marah. Ia berusaha menahan emosi yang mencoba untuk menguasai dirinya.
Dia Arka.
Tidak terima dengan semua ini. Arka sengaja mendorong gadis itu dari belakang dengan keras membuat tubuh Zelina nyaris terbentur meja yang berada dihadapannya jika Arka tidak menariknya dengan sigap.
Zelina membulatkan bola matanya tak percaya saat melihat tangan besar melingkar dipinggangnya dengan sempurna. Ia mendongak, mendapati cowok jangkung yang sedang menatap kedepan dengan penuh amarah.
ARKA?!
Arka merebut tiket dengan kasar yang masih berada tepat didalam genggaman petugas muda yang sedang diam terpaku ditempatnya. Lalu memberikan tiket itu kepada Zelina.
"pergi, " titah Arka dengan nada yang sangat dingin. Ia menarik tangannya yang melingkar dipinggang Zelina.
Dengan wajah bingung Zelina berbalik, melangkah jauh meninggalkan Arka. Tubuhnya seketika kaku saat mendengar ucapan Arka dengan nada yang amat sangat dingin. Cowok itu kembali merubah sikapnya dengan mudah.
Arka melangkah mendekat. "Tiket 6." Ia masih menahan amarahnya. Ingin rasanya ia menghajar petugas muda yang kini tengah sibuk dengan mesinnya hingga babak belur, kalau bisa sampai mati sekalian.
Arka melihat name tag yang tertempel diseragam petugas itu. Bertuliskan Yoga.
"Si-silakan dipilih mas tempat duduknya." Arka menunjuk salah satu tempat duduk yang menurutnya pas, tanpa berkata sepatah kata pun.
"Totalnya jadi 300 ribu mas."
Arka mengeluarkan dompet dari saku celananya. Ia menyodorkan uang pas. Mengambil tiket yang berada didalam genggam Yoga dengan kasar.
Matanya menyalang tajam. Jika saja tidak banyak orang disini. Mungkin ia sudah menghabisi cowok yang bernama Yoga ini. Berani-beraninya Yoga menyentuh tangan mungil milik Zelina sesuka hatinya.
Arka tidak suka jika ada sesuatu yang ia sukai, dimiliki atau dimainkan oleh orang asing. Termasuk Zelina. Ia mencintai gadis itu. Walaupun ia dan Zelina belum terikat oleh sebuah hubungan. Tapi Arka tetap tidak ingin Zelina disentuh oleh siapapun, kecuali dirinya. Ia tidak percaya dengan siapapun. Kebanyakan cowok didunia, hanya bisa modus jika melihat gadis cantik seperti Zelina.
Hanya Arka Delvan Adhitama yang boleh memiliki gadis bernama Zelina kalandra.
Arka sedikit mencondongkan kepalanya. Mendekati Yoga yang terpaku ditempatnya.
"Jangan pernah ganggu cewek gue!."
💠💠💠
Hai gaessss😆😆
Ketemu lagi sama aku. Yap, author amatiran.
Aku gak mau banyakan ngomong nih disini :v
Cmn mau bilang Semoga sukak 😆💕
Sama, maaf ya di chapter ini ga ada poto Arka sama Zelina :(
Okey segitu aja. Makasih yg udh mau baca cerita gaje ku ini
Dadah👋💕
Salam manis dari author amatiran.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELINARKA
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zelina kalandra, seorang gadis yang sangat jago beladiri. Berani dan pantang menyerah, itulah dirinya. Terkenal dengan sikap garangnya. Wajahnya yang cantik seketika akan menjadi menyeramkan jika amarah sudah menguasainya...