Happy reading 💕💕
Arka menarik kursi dapur. Mempersilakan Zelina untuk duduk disana. Sedangkan dirinya sendiri duduk di sebelah Zelina. Tepat didepan Arka ada Jovian dan didepan Zelina terdapat Nura.
Jovian tercengang melihat penampilan terbaru Zelina. Gadis itu menguncir rambut nya menjadi dua. Benar-benar pemandangan yang sangat jarang ia lihat. Oh ralat, tidak pernah sama sekali. Seumur hidupnya Jovian tidak pernah melihat Zelina berpenampilan seperti ini. Dengan rambut dikuncir dua seperti itu, jujur saja menurutnya Zelina terlihat lebih imut.
"Siapa lo?" tanya Jovian kepada adiknya.
Zelina menatap Jovian bingung. "Gue? Adek lo lah. Gimana sih!."
Jovian terkekeh geli. "Hellowwww mbak. Kesambet apa lo sampe rambutnya dikuncir dua begitu?."
Zelina mendelik. Rasa kesal seketika melanda dirinya. "Ini itu karena Arka!."
Jovian mengerutkan keningnya. Matanya bergilir menatap Arka yang berada tepat didepannya. Sedangkan cowok itu hanya menampakkan giginya sebagai jawaban. Menyengir, ya Arka sedang melakukan itu.
"Biar nggak keliatan kayak preman kak."
Jovian terkekeh geli. Cowok itu paling bisa mencairkan suasana. Entah bagaimana nasib Zelina saat bertemu dengan Arka.
Jovian sangat tau bagaimana cowok tipikal adiknya itu. Sangat jauh berbeda bila disandingkan dengan Arka.
"Mah," panggil Zelina.
"Ya?."
"Hari ini aku nggak sekolah boleh gak?." Zelina memainkan kukunya. Berharap Nura memberikan jawaban yang ia inginkan.
Nura tersenyum. "Jangan gitu dong sayang. Masa kamu nggak sekolah. Nanti ketinggalan pelajaran gimana?."
Zelina menarik nafas perlahan lalu membuangnya. Ternyata jawaban Nura tidak seperti yang ia ingin kan.
"Sehari aja ma. Please." Zelina menautkan kedua tangannya. Memohon kepada mamanya. Hari ini ia benar-benar tidak ingin sekolah. Hatinya sedang bermasalah.
Nura terlihat bingung. Untuk pertama kalinya Zelina mengatakan itu. Biasanya gadis itu sangat semangat kalau menyangkut tentang sekolah. Tapi kenapa sekarang menjadi seperti ini?.
"Lagian kan jam segini udah pada masuk ma. Kalau Zelina kesekolah pasti telat. Boleh ya?." permohonan Zelina semakin menjadi-jadi. Membuat Nura semakin bertambah bingung.
Disisi lain. Arka memandang Nura dan Zelina secara bergantian. Jam segini pasti gerbang sekolah sudah di tutup. Tapi Nura menginginkan Zelina untuk masuk sekolah. Sedangkan Zelina tidak menginginkan itu. Bagaimana ini?.
Tak lama sebuah ide muncul di otaknya. Kenapa tidak kepikiran dari tadi sih? Ah mengapa Arka bodoh sekali!.
"Nanti biar Arka aja tan yang bawa Zelina ke sekolah."
Zelina menoleh. Menatap cowok jangkung yang sedang menatap mamanya.
Nura tersenyum mendengar ucapan Arka. Senyuman itu tak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian dahinya berkerut. "Jam segini emang gerbang nya belum ditutup ya?."
Arka tersenyum. Ia tidak memperdulikan Zelina yang sedang memandangnya. Kini matanya tertuju pada Nura. "Itu mah gampang tan. Serahin aja sama Arka." Arka menaik turunkan alisnya. Mengisyaratkan kalau ia sudah sangat pakar dalam hal seperti itu.
"Udah ma. Serahin aja sama Arka. Mama kayak nggak tau Arka aja. Dia itu tau seluk beluknya SMA Melyona. Tempat yang aman buat bolos aja dia tau ma," ucap Jovian yang langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELINARKA
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zelina kalandra, seorang gadis yang sangat jago beladiri. Berani dan pantang menyerah, itulah dirinya. Terkenal dengan sikap garangnya. Wajahnya yang cantik seketika akan menjadi menyeramkan jika amarah sudah menguasainya...