ZELINARKA - 29

4.6K 182 2
                                    

Happy reading 💕💕

Arka melangkahkan kakinya menuju kamar milik Zelina. Ia melirik jam arloji yang melingkar ditangannya dengan sempurna. Pukul 7 tepat.

Ia menghentikan langkahnya. Kini dihadapannya sudah tersaji pintu kokoh berwarna putih. Arka sudah berdiri didepan kamar Zelina.

Sebelumnya ia sudah meminta izin kepada Nura. Dengan alasan ia akan menghibur Zelina yang masih sangat terpukul karena kejadian kemarin. Sungguh Arka sangat tidak enak hati. Gadis itu menjadi hancur karenanya.

Arka menarik nafasnya dalam-dalam. Seumur hidupnya baru kali ini ia memasuki kamar seorang gadis. Tangannya memegang kenop pintu. Hatinya sedikit kurang yakin.

"Buka aja gapapa Arka."

Suara itu. Arka menoleh. Mendapati Nura yang sedang tersenyum tulus kepadanya. Wanita paruh baya itu berdiri disalah satu anak tangga paling atas.

Arka hanya membalas dengan anggukan. Dan jangan lupakan senyuman yang selalu ia sajikan.

Dengan sekali hentakan cowok itu membuka pintu kamar Zelina. Suasana kamar sangat gelap. Tak ada penerangan sedikit pun. Arka berjalan masuk dengan sangat hati-hati. Takut jika ada suatu barang yang tak sengaja diinjaknya. Ia sengaja tidak menutup pintu kamar Zelina. Supaya tidak terjadi salah faham nantinya.

Arka menyibak tirai yang menutupi pintu balkon. Membuat sinar matahari pagi masuk dengan gampangnya karena pintu balkon yang nyaris semuanya terbuat dari kaca. Ia memutar kunci balkon yang masih bertengger disana. Sepertinya Zelina sengaja melakukan itu.

Lalu tangan panjangnya membuka pintu balkon. Sinar matahari semakin banyak yang masuk kedalam kamar Zelina.

Kini kamar bernuansa biru itu sudah menjadi terang. Sinar matahari sudah menyorotinya, memberikan kehangatan didalamnya.

Zelina merengkuh. Tubuhnya menggeliat. Dapat ia rasakan sebuah sinar yang menerangi matanya tanpa izin. Perlahan mata sembabnya terbuka.

Satu yang kini dapat ia lihat. Siluet seseorang yang sedang membelakangi sinar matahari.

"Udah siang Zel. Bangun."

Zelina mengerutkan keningnya. Suara itu sangat familiar ditelinganya. Tapi apakah benar cowok itu datang dan masuk kedalam kamarnya? Sepertinya itu mustahil.

Perlahan siluet itu berjalan, mendekat kearah ranjangnya. Zelina berusaha menajamkan penglihatannya.

Dan...

Terlihatlah dengan jelas wajah itu.

"ARKA?!?! LO NGAPAIN MASUK KE DALEM KAMAR GUE?!?!" teriak Zelina histeris.

Arka tersenyum jenaka. Gadis ini selalu saja bisa membuatnya geli sendiri. "Gue mau merasakan suatu kenikmatan yang belum gue rasakan seumur hidup gue." Cowok itu menyeringai.

Zelina tersentak. Ia menekuk kedua kakinya dan sedikit mundur sampai punggungnya menyentuh senderan ranjang.

Jantungnya berdetak cepat. Sangat cepat. Saat ini ia benar-benar takut. Apakah Arka akan memperkosanya? Kemana mama? Kenapa mama biarkan cowok sialan ini masuk kedalam kamarnya? Apakah mama sedang pergi dan Arka dengan lancang langsung masuk kedalam kamarnya.

Berbagai pertanyaan muncul didalam otak Zelina. Gadis itu kalap. Takut-takut jika Arka melakukan sesuatu diluar dugaannya. Ia menarik selimut dan langsung menutupi seluruh akses tubuhnya.

"Gue bakalan laporin lo ke polisi kalau lo berani nyentuh tubuh gue!! Apalagi kalau lo sampe perkosa gue!! GUE BUNUH LO ARKA!!" teriak Zelina.

Arka masih menatap Zelina. Gadis itu terlihat sangat berantakan. Rambut yang biasa ia lihat rapi kini sudah tak lagi berbentuk. Mata Zelina juga bengkak dan terdapat lingkaran hitam disekitarnya.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang