ZELINARKA - 51

4K 165 20
                                    

Kaki jenjangnya melangkah perlahan. Mata hitamnya menatap kesekitar rumah besar miliknya.

Dilihatnya sosok cantik yang sedang berjalan kearahnya.

"Arka..," panggilnya lembut.

Sang pelaku hanya tersenyum.

"Mau kemana? Kok bawa tas?" tanya Gina penasaran. Pasalnya hari ini adalah hari libur, alias hari minggu.

"Mau ke rumah Zelina, bun."

Gina mengangguk. "Mau ngapel nih ceritanya?" tanya Gina dengan senyum sumringahnya.

Arka mengibaskan tangannya. "Ngga kok, bun. Cuman mau main doang."

Gina mengangguk mengerti. Anaknya sedang dilanda rasa cinta saat ini.

"Mau bunda anterin ngga?" tawar Gina.

"Emang bunda ngga sibuk?" tanya balik Arka.

Gina menggelengkan kepalanya. "Semua urusan rumah udah beres kok."

Arka nampak berfikir. Selang beberapa detik ia menjawab. "Ngga usah bun. Arka sendiri aja."

"Sesekali bunda anterin aja. Yuk!." Gina melangkahkan kakinya menuju garasi mobil.

"Kan hari ini ayah pulang."

Satu kalimat terlontar membuat langkah Gina terhenti. Ia membalikkan tubuhnya.

"Emang hari ini ya?" tanyanya bingung.

Arka mengangguk. "Iya bun. Hari ini ayah pulang."

Gina mengangguk mengerti. "Kalau gitu bunda ngga bisa nemenin kamu ke rumah Zelina."

"Gapapa bun. Kan Arka udah bilang dari awal. Arka sendiri aja. Soalnya ayah mau pulang. Masa ayah pulang, Bunda ngga ada dirumah."

Gina kembali melangkah mendekati Arka. "Sini peluk." Ia merentangkan tangannya.

Arka tersenyum. Cowok itu sedikit merunduk, dikarenakan tubuhnya yang terlampau tinggi. Setelah itu, ia langsung merengkuh tubuh bundanya.

Gina mengusap bahu Arka pelan. Menyalurkan seluruh rasa sayangnya.

"Kalau kamu emang cinta sama Zelina. Perjuangin dia."

Arka mengangguk.

"Jangan pernah kamu buat dia nangis. Biasanya perempuan kalau udah sekali sakit, susah buat melupakan."

Arka tersentak dengan perkataan Gina. Kejadian itu kembali berputar. Saat ia membuat hati Zelina hancur.

"Mengerti?" tanya Gina.

Arka kembali mengangguk. Walaupun saat ini hatinya sedang berdetak tidak karuan. Ia takut jika Zelina benar-benar membencinya.

Gina melepas pelukan diantara keduanya. Ia menangkup kedua pipi Arka. Lalu terkekeh geli. "Anak mama lucu banget sih."

Beberapa detik berikutnya, ia mencubit hidung Arka gemas.

"Aw!." Arka mengelus hidungnya. "Sakit, bun."

Gina hanya terkekeh. Tangannya menarik lengan Arka sampai diambang pintu utama.

Lalu setelah itu ia mendorong punggung Arka supaya cowok itu keluar dari dalam rumah. "Udah sana buruan. Keburu hujan."

Arka mendongak menatap langit yang menggantungkan sekepul awan hitam.

Arka beralih menatap bundanya. Ia mencium punggung tangan Gina.

"Anak bunda yang paling ganteng mau berangkat dulu. Dadah."

"Dadah."

Gina melambaikan tangannya saat Arka mulai menjauh dari rumah.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang