ZELINARKA-56

3.7K 169 78
                                    

Zelina menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. Tempat ini terlihat sepi. Entah kemana iblis sialan itu pergi. Zelina tidak perduli.

Gadis itu merunduk. Dilihatnya ratusan serpihan kaca yang tergeletak disana. Gadis itu berpikir sejenak. Tak lama sebuah senyuman berkembang dibibirnya.

Baru saja ia ingin menjalankan aksinya. Iblis itu kembali muncul.

"Sialan!" umpat Zelina kesal.

Lihatlah kondisinya sekarang. Sangat mengenaskan. Zelina didudukkan dibangku dan kedua tangannya diikat kebelakang. Untung saja bibirnya tidak disumpal. Kalau saja itu terjadi mungkin Zelina sudah ngamuk bagai singa betina.

"Gimana kondisi kamu? Merasa lebih baik?."

Orang itu membelai lembut pipi Zelina. Membuat gadis itu menyingkirkan wajahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk melepaskan ikatan tali yang mengunci kedua tangannya.

Orang itu melihat pergerakan Zelina yang sedang berusaha untuk melepaskan diri. "Kamu tidak akan lolos. Lebih baik diam."

Zelina berdecih. Kalau saja kakinya tidak diikat. Mungkin ia sudah menendang wajah menjijikkan itu!.

"Ah iya hampir lupa. Aku pengen kenalin kamu sama seseorang."

"AIRA!!" teriak Zelina sekencang mungkin. Cukup! Ia sudah muak dengan semua ini.

Ya, Aira lah yang telah melakukan semua ini. Aira telah mengkhianati Zelina.

Orang itu memutar kembali tubuhnya. Kembali berdiri dihadapan Zelina. "Ya?."

Napas Zelina memburu. Emosinya sudah berada diubun-ubun. "LEPASIN GUE BANGSAT!!."

Aira pura-pura menampilkan ekspresi terkejut saat mendengar penuturan Zelina. Persekian detik berikutnya gadis itu tertawa sumbang. Lalu ia menendang kaki Zelina dengan keras.

"Akhh!" pekik Zelina menahan sakit yang menjalar dikakinya.

Aira menarik rambut Zelina kuat. Ia menarik kepala Zelina kebelakang dan menaruh wajahnya tepat didepan wajah Zelina.

Sedangkan Zelina meringis menahan sakit. Tarikan Aira sangat kuat. Kulit kepalanya terasa seperti mengelupas.

"Jaga omongan lo!" ucap Aira tajam. Dapat Zelina lihat sorot mata itu memancarkan amarah yang luar biasa hebat.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat dipipi mulus milik Zelina. Darah segar keluar begitu saja dari kedua sudut bibir dan juga hidungnya.

Zelina merunduk dalam. Melihat darahnya yang menetes dari kedua lubang hidungnya. Sebisa mungkin Zelina tetap terlihat tegar dihadapan Aira. Walaupun aslinya saat ini ia sudah benar-benar lemah.

"Aira," panggilan itu mengambil perhatian dua gadis tersebut.

Mata Zelina membelalak saat dilihatnya Naira dan juga Ferro yang baru saja datang entah dari mana.

"Eh tamu kita sudah datang. Ayo sini sini masuk."

Kedua orang itu berjalan mendekati Zelina. Naira mengambil posisi jongkok dihadapan Zelina dengan salah satu kakinya sebagai penyangga tubuh.

"Gimana keadaan lo, Lin? Jauh lebih buruk kan? Gue harap begitu," ucap Naira sembari tersenyum.

Zelina menggeleng kuat. Gadis itu terisak. Mengapa semua ini bisa terjadi?. "Lo juga ikut merencanakan semua ini?" tanya Zelina lirih. Ia menatap sahabatnya dalam.

Naira kembali tersenyum lalu gadis itu mengangguk. "Kenapa? Ngga nyangka kan kalau gue ternyata berkhianat?."

Zelina semakin terisak. Cobaan apa lagi yang engkau berikan Tuhan?! Kenapa harus Naira?! Kenapa?!.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang