Zelina membuka mata perlahan saat merasakan netranya ditampar oleh cahaya matahari yang sangat menyilaukan. Gadis itu mendongak mendapati Arka yang masih setia berada disampingnya. Cowok itu tidur dalam posisi terduduk sembari bersender pada kepala ranjang.
Zelina mengambil tangan Arka. Menggenggam tangan besar itu lalu mengecupnya sekilas.
"Gue harap lo bisa denger semua ini," ucapnya dengan nada serak khas orang bangun tidur.
"Gue bener-bener cinta sama lo. Lo berhasil masuk kedalam hati gue yang terkunci rapat. Perjuangan lo selama ini ngga sia-sia." Sebuah senyuman terukir indah dibibir mungil milik Zelina.
"Gue harap kita selalu bersama selamanya."
Zelina kembali memeluk pinggang Arka. Pasti semalaman cowok itu tidak tidur karena menjaganya. Terbukti dengan Arka yang tertidur dalam posisi terduduk seperti sekarang. Pasti sangat tidak enak tidur dalam posisi seperti itu.
Arka yang merasakan pelukan seseorang dipinggangnya, mencoba untuk membuka mata secara perlahan. Ia mengucek matanya. Lalu merunduk melihat Zelina yang sedang memeluk pinggangnya dengan erat.
"Biasa aja kali peluknya. Gue sesek napas nih. Kalau gue mati disini lo tanggung jawab ya," ujar Arka berdecak sebal.
Zelina tak mendengarkan ucapan Arka. Cewek itu masih setia memeluk pinggang Arka.
"ZELINA AYO SARAPAN DU—" teriakan Nura terhenti saat melihat anak gadisnya sedang memeluk Arka dengan sangat erat.
Tadi malam ia melihat Arka dan Zelina yang sedang tertidur pulas. Zelina dalam posisi terlentang, sedangkan Arka dalam posisi terduduk. Nura membiarkan itu.
Ia percaya dengan Arka. Cowok itu tidak akan berani macam-macam dengan anak gadisnya. Toh juga pintu kamar Zelina sengaja dibuka supaya terhindar opini yang tidak-tidak.
Mendengar teriakan mamanya, reflek Zelina langsung mendudukan tubuhnya. Cewek itu menatap Nura dengan tatapan horor. Sepertinya ia harus siap-siap, karena pasti Nura akan memarahinya habis-habisan.
Arka yang berada tepat disebelah Zelina hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun. Sebenernya ia juga takut. Pasti mama akan mengadu kepada bunda. Dan diakhiri dengan Arka yang diberikan pencerahan panjang lebar kali tinggi oleh Gina.
Cowok itu menyenggol lengan Zelina pelan. Membuat cewek itu tersadar.
"MAMA JANGAN SALAH PAHAM DULU," pekik Zelina. Cewek itu langsung melompat dari atas kasur berjalan kearah mamanya.
"Tadi malem Zelina sama Arka ngga ngapa-ngapain kok. Beneran deh ma ngga boong. Jangan berpikir yang macem-macem ya. Tadi malem itu Arka cuman nyanyiin lagu buat Zelina, biar Zelina cepet tidur. Terus —"
"Iya sayang. Mama liat kok. Lagian juga tadi malem pintu kamar kamu kebuka. Kayaknya sih sengaja dibuka sama Arka," potong Nura cepat karena Zelina sama sekali tidak bisa berhenti bicara. Wanita paruh baya itu menatap Arka sekilas yang masih setia duduk diatas kasur. Cowok itu hanya menyengir tak bersalah.
Nura mengacak rambut anaknya. "Yaudah sekarang kamu siap-siap, terus turun buat sarapan. Ajak Arka ya."
Zelina mengangguk.
Nura mendekatkan tubuhnya. "Anak mama udah besar ya. Udah berani peluk-pelukan."
Nura melangkah pergi setelah mengatakan itu. Wanita itu terkekeh membuat Zelina memanyunkan bibirnya.
Zelina berbalik menatap Arka tak suka. "Tu kan ini semua salah lo!."
Mendengar penuturan Zelina, membuat Arka bangkit dari duduknya. "Lah kok jadi gue sih Jubaidah?!."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELINARKA
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zelina kalandra, seorang gadis yang sangat jago beladiri. Berani dan pantang menyerah, itulah dirinya. Terkenal dengan sikap garangnya. Wajahnya yang cantik seketika akan menjadi menyeramkan jika amarah sudah menguasainya...