ZELINARKA - 42

4.1K 169 14
                                    

Kantin sekolah benar-benar ramai. Setiap stand makanan tak luput dari murid yang sedang mengantri menunggu gilirannya memesan makanan.

Untungnya Zelina dan ketiga sahabatnya telah mendapatkan makanan dan duduk bersama disatu meja. Keempat gadis itu menyantap makanannya masing-masing dengan lahap.

"Boleh duduk disini?" tanya seseorang. Keempat gadis itu mendongak.

Zelina menaikkan satu alisnya. Ternyata Arka dan teman-temannya. Tumben sekali.

"Ngga," jawab Zelina singkat.

"Ish Zel apaan sih. Gapapa kok, Ka. Sini sini duduk." Davira mengibaskan tangannya. Memberi kode supaya Arka duduk bersama mereka.

"Kantin Melyona luas kan?" tanya Zelina dengan sinis. Gadis itu berbicara tanpa menatap Arka sama sekali. Ia masih setia memakan siomay yang tadi ia pesan.

Arka tersenyum kecil. Sepertinya Zelina masih marah masalah kemarin.

"Sini Arka duduk disebelah gue." Kini giliran Aira angkat bicara. Gadis itu menepuk kursi kosong disebelahnya.

"Tapi gue—"

"Udah gapapa sini." Aira menarik tangan kiri Arka.

Melihat itu, Zelina dengan cepat menggenggam tangan kanan Arka. Menahan cowok itu agar tidak duduk disamping Aira.

Arka hanya diam tak berkutik. Kini kedua tangannya digenggam erat oleh dua gadis. Cowok itu menatap Aira lalu menatap Zelina secara bergantian.

Aira, gadis itu sedang menatapnya, sedangkan Zelina hanya diam sembari menunduk dalam. Arka yakin gadis itu sedang menahan emosi.

Teman-teman Arka yang lain tak ingin ikut campur, mereka masih setia berdiri menunggu Arka mengambil keputusan. Cowok itu pun kini menjadi objek pusat seluruh warga dikantin. Berbagai opini mulai timbul.

Arka sedang berfikir keras. Siapa yang akan ia pilih. Jika ia pilih Aira, sudah pasti Zelina akan marah padanya. Atau lebih parah, gadis itu akan membencinya. Tapi kalau ia memilih Zelina, Arka tidak enak hati dengan Aira.

Oke, Arka putuskan.

Cowok itu menarik pelan tangannya yang digenggam oleh Aira. "Gapapa kok, Ai. Gue nyari tempat duduk lain aja." Cowok itu tersenyum ramah.

Aira semakin menggenggam erat tangan Arka saat cowok itu ingin melepaskan tangannya. "Gapapa Arka. Lagian juga Zelina gimana sih? Tadi lo sendiri yang nolak Arka duduk disini. Tapi kenapa sekarang lo nahan tangan dia?."

Arka meneguk salivanya. Bukan hanya Arka, seluruh temannya dan teman Zelina juga demikian. Mereka tau Zelina menunduk karena sedang menahan emosinya. Mereka pun tau kalau Zelina telah menyatakan cintanya. Hanya mereka yang tau, sedangkan yang lain tidak.

"Udahlah Ai. Biarin aja si Arka nyari tempat duduk yang lain," ucap Naira. Ia tidak ingin keadaan menjadi buruk kedepannya.

Tundukan Zelina sudah menjelaskan semuanya. Gadis itu pasti cemburu karena Arka disentuh oleh perempuan lain.

"Kasian Arka. Lo ngga liat kalau kantin rame?" tanya Aira.

"Lo mau pilih yang mana woi?" tanya Alvaro berbisik, membuat Arka semakin terpojok.

"Udahlah Arka. Sini duduk disebelah gue." Aira menarik paksa tangan Arka. Tapi tertahan karena tangan Arka yang lain digenggam erat oleh Zelina.

"Zelina ih. Lo gimana sih? Arka mau duduk disini masa ngga boleh?" omelan Aira geram.

Dalam tundukannya Zelina tersenyum sinis. Aira telah berani melawannya. Padahal saat itu, Aira masih sangat pendiam. Tapi sekarang gadis itu berubah seratus delapan puluh derajat.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang