ZELINARKA-54

3.7K 155 23
                                    

Gadis itu menangis sekencang mungkin. Dadanya terasa sesak.

"Kenapa jadi begini? KENAPA?!."

Tubuh Zelina merosot hingga terduduk dilantai kamar mandi yang kering. Entah kenapa seketika hidupnya jadi berubah saat lelaki itu kembali datang didalam kehidupannya.

Ya, Ferro.

Cowok itu kembali memporak-porandakan kehidupannya. Tak pernah membiarkan Zelina untuk hidup bahagia sebentar saja.

Terdengar suara pintu terbuka. Tapi Zelina menghiraukannya. Saat ini rasa sakit dihatinya lebih mendominasi.

"Lin..." Davira berjongkok dengan salah satu kaki yang menopang tubuhnya.

Ia mensejajarkan tubuhnya dengan Zelina. Perlahan tangannya mengelus bahu Zelina. Mencoba untuk menenangkan sahabatnya.

"Davira...." lirih Zelina.

Davira tersenyum. "Iya..."

"Peluk gue..."

Davira mengangguk. Lalu cewek itu merengkuh tubuh sahabatnya, Zelina.

"Gue pinjam sebentar tubuh lo." Zelina membalas pelukan Davira. Ia hanya butuh sandaran saat ini.

Davira mengangguk. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Jujur, melihat Zelina menangis hatinya pun ikut terasa sakit.

Davira sangat jarang melihat Zelina menangis. Ia lebih sering melihat gadis itu tersenyum. Apalagi jika sudah bersamanya. Sikap Zelina yang terkenal galak langsung berubah seketika.

"Lo harus kuat, Lin." Davira mengelus pundak sahabatnya dengan penuh kasih sayang.

Zelina menggeleng. Ia tidak kuat lagi, sudah cukup penderitaannya selama ini. "Gue ngga bisa."

Setetes air mata mengalir menyusuri pipi mulus milik Davira. Sebisa mungkin Davira menahan air matanya supaya tidak kembali jatuh.

"Ketika cinta bersarang dihati maka jangan pernah berfikir kalau hidupmu akan selalu bahagia," ucap Davira. Ia sedang berusaha untuk membuka hati Zelina.

Sahabatnya saat ini tengah tenggelam didalam kubangan rasa sakit.

Mendengar penuturan Davira. Zelina langsung melerai pelukan diantara keduanya. Ia menatap mata sahabatnya dengan lekat. "Maksud lo apa?" tanya Zelina.

Davita tersenyum. Ia mengelus pelan pipi Zelina.

"Cinta memberikan kebahagian dan rasa sakit secara bersamaan."

Zelina menggeleng. Ia tidak setuju dengan perkataan Davira. "Cinta selalu memberikan rasa sakit. Bukan kebahagiaan."

Davira ikut menggelengkan kepalanya. "Ngga Lin."

"Diri lo sendiri yang memutuskan untuk kembali mencintai seseorang. Dan orang itu adalah Arka."

"Kalau lo masih berpikir dengan cara mencintai Arka semua rasa sakit yang lo pendam selama ini akan hilang. Lo salah," ucap Davira.

"Cintai Arka dengan tulus tanpa memandang apapun. Sama seperti Arka yang mencintai lo dengan tulus tanpa memandang apapun."

"Kebahagian yang dilandasi cinta akan datang dengan sendirinya tergantung diri lo sendiri. Apakah lo mau terus menurus merasakan kebahagiaan atau merasakan rasa sakit yang tidak seharunya datang."

"Ngerti kan apa yang gue maksud?" tanya Davira.

"Tapi gue masih ngga terima sama perkataan Arka," sanggah Zelina. Ya, gadis itu telah menceritakan semuanya kepada Davira.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang