Happy reading 💕💕
Zelina terkejut bukan main. Ia membulatkan bola matanya sempurna melihat bagaimana dirinya diperlakukan oleh Elena kakak kelasnya sendiri.
Ia berjalan mendekati bandonya yang tergeletak dilantai akibat ulah Elena. Menerawang bando tersebut ternyata tidak ada yang rusak. Syukurlah.
Zelina kembali menggunakan bandonya. Walaupun bando itu bukan ia sendiri yang beli, tapi bagaimanapun juga itu adalah pemberian sahabatnya, Naira. Apapun yang sahabatnya berikan, pasti akan ia pakai sekalipun ia tidak menyukainya.
Tangannya mengepal kuat, menahan emosi yang bergejolak didalam dirinya. Ia kembali bangkit dan berdiri tepat didepan Elena. Rahangnya mengeras, matanya menatap Elena tajam. Siap untuk menerkam cewe itu kapan saja.
"Gue bilangin sama lo Kak Elena Daisy Gayatri!!." Zelina menunjuk Elena tepat didepan wajah cewek itu. Ia tidak takut sama sekali.
Tidak peduli jika Elena adalah kakak kelasnya. Siapapun akan Zelina lawan, bahkan kakak kelasnya sekalipun. Elena bersikap tidak sopan dengannya. Seperti inikah kakak kelas memperlakukan adik kelasnya?. Sama sekali tidak patut untuk dicontoh!.
"Walaupun lo kakak kelas gue. Jangan berpikir kalau gue takut sama lo!." Setelah mengatakan itu Zelina melangkah melewati Elena.
Tapi dengan cepat Elena meraih rambut Zelina dan menariknya kasar. "DASAR ADEK KELAS GAK TAU DIRI!!."
Zelina meringis, kepalanya berdenyut. Berusaha memberontak supaya rambutnya lepas dari cengkraman Elena." LEPASIN!!!" teriak Zelina.
Sebenarnya Zelina bisa saja langsung menonjok kakak kelas yang sedang menjambak rambutnya ini. Tapi balik lagi ke sopan santun. Bagaimanapun yang muda harus menghormati yang lebih tua.
Walaupun sikap Elena sudah diluar batas. Tapi Zelina tetap bersikukuh untuk tidak membalas perbuatan kakak kelasnya.
Elena mencengkram kerah seragam Zelina. Cewek nakal itu sudah melepaskan jambakannya. Entah bagaimana keadaan Zelina sekarang, bandonya hilang entah kemana. Mungkin karena tarikan Elena sangat kuat jadi bandonya terpental kesegala arah.
Elena membenturkan tubuh mungil Zelina kedinding dengan keras.
Ia menaikkan salah satu sudut bibirnya. Tersenyum meremehkan. "Sakit?."
Zelina ikut tersenyum. Senyuman mematikan. "Segitu doang tenaga lo?."
"Ohh,masih mau lagi?." Elena kembali membenturkan Zelina kedinding, kini bukan hanya tubuhnya saja tapi juga kepalanya dengan keras secara bertubi-tubi.
Gadis itu mengerang dan langsung mendorong Elena supaya menjauh dari radarnya. Apapun tapi jangan kepalanya, kelemahannya ada disitu.
Zelina mencengkram kepalanya. "Akhhh!" erangnya.
Bumi terasa berputar. Rasa sakit menjalar dikepalanya. Ia melihat tangannya yang sudah dilumuri banyak darah. Dilihatnya darah yang sangat banyak. Sepertinya serangan Elena sangat kuat sampai-sampai kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah.
Ini tidak bisa dibiarkan!. Bisa-bisa Zelina mati disini. Bagaimana jika nanti ada pendarahan dikepalanya?.
Sedangkan Elena tersenyum penuh kemenangan melihat Zelina yang diselimuti banyak darah.
Elena melangkah mendekat. "Sini biar gue kasih yang lebih sakit lagi. Biar lo bisa lebih menikmati."
Zelina mendengar itu. Manik matanya menatap Elena tajam. Ia harus melawan!.
Dengan sisa tenaganya, ia melangkah mendekati Elena yang juga sedang mendekatinya. Tangannya yang penuh dengan darah mengepal kuat.
Baru saja ingin melayangkan tinjuannya, Elena dengan cepat menendang Zelina dengan kuat membuat gadis itu tersungkur mengenaskan diatas lantai koridor.
Zelina bingung. Kenapa tenaganya tidak bisa melawan Elena? Padahal sudah bertahun-tahun ia berlatih bela diri. Apakah Elena juga berlatih bela diri seperti dirinya sehingga kekuatan cewek itu menjadi sangat kuat ketimbang dirinya.
"Gue denger-denger lo deket sama Arka ya?."
Tak ada jawaban dari Zelina. Kepalanya semakin sakit. Dan yang pasti Zelina sudah tidak kaget lagi kalau Elena mengetahui itu. Pasti berita tentang Arka mendekatinya sudah menyebar luas.
"Ck ck ck. Cewek kayak lo gak pantes deket-deket sama cowok keren kayak Arka!!."
Elena mengeluarkan pisau lipat dari dalam kantong seragamnya. Zelina yang melihat itu hanya bisa pasrah. Tenaganya sudah habis. Ia sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa.
"Seharusnya lo itu mat—"
"ZELINAAAA!!."
Ucapan Elena terhenti begitu saja saat ia mendengar teriakan seseorang dari kejauhan. Terlihat gerombolan lelaki sedang berlari kearahnya. Elena yakin itu pasti Arka dan teman-temannya.
Elena mencengkram erat dagu Zelina. "Tutup mulu lo kalau lo mau kedua sahabat lo selamat!." Setelah mengatakan itu Elena langsung berlari pergi meninggalkan Zelina yang sudah tak berdaya.
Arka berlari dan langsung berjongkok tepat didepan Zelina. Gadis itu sudah dilumuri oleh banyak darah.
"Zelina lo kenapa?!." tanya Arka panik.
"Leon Lion siapin mobil lo sekarang!! Kita bawa Zelina kerumah sakit!!."
Mendengar instruksi Arka, Leon mengangguk dan langsung melaksanakan apa yang Arka perintahkan.
"Rezvan, Alvaro sama Arfin lapor ke Pa Ganto. Zelina biar gue yang urus!."
Di dalam keadaan seperti ini Arka memang paling jago membagi tugas. Cowok itu kelewat pintar.
Semua sahabat Arka sudah pergi berlalu untuk menjalankan perintah Arka.
Dengan sigap Arka menggendong Zelina ala bridal style dan langsung berlari menjauh dari tempat kejadian. Pasti Leon dan Lion sudah menunggunya didepan gerbang sekolah.
"Ar-arka," panggil Zelina lirih.
Arka yang merasa terpanggil langsung merundukkan kepalanya. Dilihatnya Zelina yang memberikan tatapan sayu.
"Gue gapapa kok." Zelina tersenyum.
Apa-apaan Zelina ini! Dengan kondisi seperti ini ia masih bisa tersenyum? Terbuat dari apa cewek ini?!
"Gue—" ucapan Zelina terhenti saat rasa sakit dikepalanya semakin bertambah dan berakhir dengan Zelina yang kehilangan kesadarannya.
"Zelina," panggil Arka.
"Zelina!" panggil Arka untuk kedua kalinya.
Tanpa peduli apapun lagi. Arka terus berlari.
Zelina harus selamat!.
💠💠💠
Hai hai
Semoga suka ya😉😆
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELINARKA
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zelina kalandra, seorang gadis yang sangat jago beladiri. Berani dan pantang menyerah, itulah dirinya. Terkenal dengan sikap garangnya. Wajahnya yang cantik seketika akan menjadi menyeramkan jika amarah sudah menguasainya...