ZELINARKA - 52

3.8K 163 35
                                    

Disarankan untuk membaca pesan author (atau apalah itu:v) ngga tau namanya. Dibawah, okey.

💠💠💠

Arka melempar tasnya disembarang tempat. Tubuhnya sudah basah terguyur hujan.

Kini ia sendiri.

Cowok itu merebahkan tubuhnya dilantai. Membiarkan rasa dingin itu menyerangnya.

Perlahan kedua sudut bibirnya terangkat. Ia memandang langit-langit kamar. Semuanya kembali berputar.

Arka merindukan kedua orang tuanya.

Kepalanya terasa pusing saat kembali teringat dengan kejadian naas yang menimpa keluarga kecilnya. Semuanya sungguh menyakitkan.

Arka merasa hidupnya selama ini sia-sia. Tak bisa elakkan, ia memang selalu mendapatkan kebahagian. Dan semua itu disalurkan oleh keluarga barunya. Adhitama.

Tapi, disisi lain ia juga memiliki luka yang memang tidak bisa disembuhkan. Bahkan sampai ajalnya datang menjemput.

Arka hanya butuh sandaran. Ia hanya ingin mencicipi semuanya kembali. Sebentar saja.

"Kalau gue mati. Ada yang kehilangan ga ya?."

Kata itu terlontar begitu saja. Wajah mamanya kembali terbayang.

"Pasti gue bisa ketemu sama mama disana."

Arka terkekeh. Berharap rasa sakit didalam hatinya bisa musnah saat ini juga.

"Mama pasti kecewa. Kan gue udah buat Zelina sakit hati."

Cowok itu menyentuh dadanya yang terasa sesak. Sungguh, ia ingin menangis sekarang. Tapi sebisa mungkin Arka menahannya.

"Harusnya gue tau diri."

Perlahan kedua matanya terpejam. Ia ingin melupakan semuanya sebentar saja.

Arka ingin semuanya kembali terulang. Ia ingin kembali merasakan apa itu arti dari sebuah kebahagian.

Kenapa sangat sulit?.

💠 💠 💠

"Mama?." dahinya berkerut saat melihat sosok itu sedang berdiri dihadapannya.

Senyuman yang selama ini tidak pernah ia lihat kembali terpajang didepan matanya.

"Mama kok ada disini?" tanyanya yang masih belum percaya dengan apa yang ia lihat.

"Mama mau ketemu kamu, sayang..."

Arka meraih tangan mamanya. Menggenggamnya erat. "Papa mana?" tanyanya.

Bola matanya berputar saat jari itu menunjuk suatu arah. Kedua sudut bibirnya mengembang sempurna. Ia menarik mamanya untuk mendekati papanya.

"Kamu sudah besar." Tangan besar itu mengelus puncak kepala Arka lembut.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang