EXTRA PART

1.9K 102 14
                                    

Arka menyugar rambut basahnya yang tercampur keringat kebelakang. Bertos ria ala lelaki remaja bersama teman-teman ekskulnya.

Cowok dengan baju jersey yang melekat ditubuh tegapnya itu tersenyum sumringah. Berteriak memberikan sapaan terakhir saat semua temannya mulai pergi meninggalkan lapangan indoor.

Lalu setelahnya, Arka berlari mendekati bangku tribun yang berada dibarisan tengah. Disana sudah ada yang menunggunya. Siapa lagi kalau bukan Zelina.

"Nih lap dulu. Kayak abis mandi tau ngga." Zelina menyodorkan handuk lembut berukuran kecil kepada Arka. Dengan senang hati cowok itu langsung menerimanya.

"Gimana tadi aku latihannya? Keren kan?" tanya Arka bersemangat.

"Biasa aja." Zelina memutar tutup botol yang berada ditangannya.

"Halah, tinggal bilang keren susah banget. Pake segala malu-malu gitu."

Zelina memutar kedua bola matanya malas. Saat dilihatnya Arka selesai membersihkan keringat, ia menyodorkan minum yang tadi telah dibuka.

"Males muji-muji. Nanti ujung-ujungnya jadi kegeeran."

Arka terkekeh. Cowok itu menerima sodoran Zelina. Lalu meneguk air putih itu sampai tuntas.

"Aku mau beli minuman dingin, ya?" tanya Arka. Ia merasa tenggorokannya belum lega sekarang.

Zelina yang juga sedang meneguk air putih menghentikan aktifitasnya. Gadis itu menatap kekasihnya tajam.

"Ngga boleh!."

Arka menghembuskan napasnya kasar. Cowok itu mengelus tenggorokannya yang terasa masih kering. "Tapi aku masih haus, Zel. Kalau belum minum air dingin itu ngga enak."

"Ngga baik minum dingin abis olahraga, Arka!."

Zelina meraih tas Arka. Mengambil kaos hitam dan juga kemaja putih sekolah dari dalam sana. "Nih ganti dulu sana."

"Zel... minuman dingin," mohon Arka memelas. Berharap Zelina akan menuruti kemauannya.

Zelina menghembuskan napasnya jengah.

"Yaudah sana beli."

Arka tersenyum cerah. Cowok itu berbalik, berniat untuk menuju kantin.

"Tapi jangan harap kamu bisa bicara sama aku lagi."

Seketika langkahnya terhenti. Arka kembali berbalik menatap Zelina. "Yah, Zel. Kok gitu sih?."

Zelina menatap cowok jangkung itu dengan tegas. "Jangankan bicara sama aku. Ketemu aja kamu ngga akan bisa!."

Arka terdiam.

"Sana beli minuman dingin. Udah ngga aku larang lagi kan? Sana beli."

Cowok dengan rambut berjambul itu menghembuskan napasnya kasar. Tidak ada pilihan lain selain mengalah sekarang. Toh juga semua ini demi kebaikannya.

"Kenapa? Ngga ada uang? Nih aku kasih uang." Zelina mengambil uang berwarna biru dari dalam kantung seragamnya, lalu menyodorkan benda itu kepada Arka. "Aku yang teraktir."

"Ngga jadi beli. Mau ganti baju aja." Arka mengambil alih baju ganti yang berada ditangan kiri Zelina. Lalu setalahnya cowok itu melangkah pergi meninggalkan Zelina sebentar untuk berganti baju. Tanpa berbicara apapun lagi.

Zelina terkekeh sembari menatap punggung Arka yang semakin lama semakin menjauh. Ia tau Arka sedang merajuk sekarang.

"Jangan lama-lama ya, sayang," ujar Zelina sedikit berteriak. Sengaja menyelipkan kata 'sayang' supaya keadaan hati Arka menjadi lebih baik. Walau aslinya itu semua akan terasa sulit.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang