ZELINARKA - 45

4.4K 170 6
                                    

Aroma obat bercampur pendingin ruangan menyeruak begitulah saja diindra penciuman. Kalian semua akan merasakan sensasi ini jika datang ke suatu tempat.

Rumah sakit.

Arka, cowok itu sedari dari mondar mandir seperti setrika yang tengah dipakai ibu-ibu rumahan. Tak pernah sekalipun cowok itu duduk diam sembari menunggu.

Mereka kini tengah berada di rumah sakit milik Yuda. Kalian pasti sudah mengetahui lelaki paruh baya itu.

Dan lagi-lagi korbannya Zelina.

Tangan gadis itu sedang dijahit. Menurut hasil yang didapatkan, tangan Zelina mengalami luka robek yang cukup dalam.

Walaupun tidak begitu menghawatirkan, tapi tetap saja Arka tidak tenang.

Sedangkan, masalah Zelina, Elena dan keempat gadis itu telah usai. Pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan keempatnya. Mungkin karena takut merusak nama baik sekolah.

SMA Melyona memang terkenal memiliki prestasi yang begitu mengagumkan. Berbagai perlombaan banyak dimenangi oleh sekolah itu. Baik itu secara akademik maupun non akademik.

Banyak orang berlomba-lomba untuk masuk kedalam sana. Tapi sayang, sangat sulit.

Banyak murid yang merasa kecewa karena tidak dapat menginjakkan kaki disana. Mereka semua akhirnya memilih untuk bersekolah ditempat lain. Dan Melyona hanya akan menjadi angan-angan saja.

Sedikit informasi, Jovian dan Kenzo adalah alumni dari sana. Mereka sudah bersahabat sejak SMA. Tak kaget lagi, jika mereka sekarang berkuliah di luar negeri.

Jebolan dari SMA Melyona pasti akan masuk kedalam universitas ternama. Pasti!. Karena apa? Karena sekolah sudah menjamin itu semuanya.

Walaupun semua itu tergantung kemampuan setiap anak. Entah mereka pintar dibidang akademik ataupun non akademik. Sekolah akan memasukkan mereka kedalem universitas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Baik itu universitas dalam negeri maupun luar negeri.

Enak bukan?. Tentu saja.

Tapi ingat, tak mudah masuk kedalam sana. Sangat sulit.

Ku ulang.

SANGAT SULIT.

Dan tentang masalah ponsel. Pa Ganto telah menghancurkannya. Pria itu juga sudah meminta izin kepada kedua orang tua yang bersangkutan. Mereka juga menyetujuinya.

Zelina sudah membuktikan semuanya. Gadis itu tidak langsung memperlihatkan kepada Pa Ganto ataupun Pa Roya. Tidak tidak.

Gadis itu menggunakan salah satu guru perempuan yang terkenal galak, tegas dan terpercaya sebagai saksinya. Ia adalah orang yang Zelina unjukkan sesuatu yang terdapat didalam ponsel tersebut.

Ibu dari keempat gadis itu pun tau apa yang ada didalam ponsel tersebut.

Ingat. Hanya ibu mereka saja, bukan ayah.

"Gimana kondisi Zelina saat ini?." Kalimat itu keluar dari bibir Nura. Perempuan paruh baya itu langsung berdiri tepat dihadapan Yuda saat lelaki itu keluar dari dalam ruangan.

Yuda tersenyum. "Semuanya berjalan lancar."

Nura tersenyum sembari membuang napasnya lega. Begitupun semuanya.

Nura dan yang lainnya cepat-cepat masuk kedalam ruangan.

Arka yang sedari tadi menunggu juga ikut senang. Zelina tidak apa-apa. Cowok itu ingin ikut masuk kedalam ruangan tapi langkahnya terhenti saat melihat Elena.

Gadis itu masih duduk terdiam, sembari menunduk dalam. Bahunya terlihat naik turun

Arka tersenyum singkat. Cowok itu melangkah mendekati Elena, lalu bersimpuh dihadapan cewek itu dengan satu kaki yang menopang tubuhnya.

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang