ZELINARKA 50

4.2K 176 7
                                    

Nura mendudukkan dirinya diatas ranjang. Ingatannya kembali berputar saat tadi Zelina menangis tersendu-sendu. Gadis itu merindukan Rama.

Tangan lentiknya menjangkau figura yang terpasang cantik diatas nakas. Ia mengambilnya.

"Zelina kangen sama kamu." Perlahan ia mengelus foto suaminya. Air mata kembali menetes, mewakili rasa sakitnya saat ini.

Foto itu menampilkan Rama dan Nura yang sedang tersenyum manis saat acara pernikahan.

"Andai kamu masih disini. Mungkin kita akan kembali bahagia seperti dulu lagi."

Nura kembali meneteskan air matanya. Pikirannya melayang kesana kemari.

Rama adalah lelaki satu-satunya yang dapat menaklukkan hati Nura. Saat itu, Nura sangat sulit untuk membuka hatinya. Bukannya ia tidak ingin merasakan cinta, hanya saja ia takut nantinya akan sakit hati.

"Will you marry me?."

Nura terdiam saat Rama menggenggam tangannya erat. Dapat ia rasakan hatinya berdegup tak beraturan.

Beberapa bulan terakhir ia memang sedang dekat dengan Rama. Tapi mengapa secepat ini?.

"Nura?" panggil Rama kembali.

"Eh?." Nura mencoba untuk menyadarkan dirinya sendiri.

"Will you marry me?" tanya Rama kembali.

Perlahan Nura menarik kedua sudut bibirnya. Ia mengangguk.

Siapa yang tidak ingin menjadi istri seorang Rama Putra Kalandra? Lelaki baik dengan segala kesempurnaannya.

Rama mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya. Lelaki itu memasangkan sebuah cincin kecil ke jari manis milik Nura. Lalu Rama menyodorkan sebuah bunga mawar kepada Nura.

Nura tersenyum. Ia menerima bunga pemberian Rama.

"Kamu suka?" tanya Rama.

Nura mengangguk. Ia tersenyum sembari menerawang cincin yang tadi baru saja di pakaikan oleh Rama. Sangat cantik dan indah.

"Kamu tau kenapa aku cuman ngasih sebatang bunga mawar?."

Nura menggeleng. "Kenapa?."

"Karena kamu seperti bunga itu."

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang