ZELINARKA - 13

6.9K 250 55
                                    

Happy reading 💕💕

Kini Gina, Praja dan Arka sedang berada didalam satu mobil yang sama. Mereka bertiga berniat menuju rumah Zelina. Hanya sebatas ingin mengucapkan kata maaf dan mengobrol sebentar.

"Arka," panggil Gina.

Arka yang sedang duduk dikursi belakang, menegakkan kepalanya. "Iya bun?."

"Kamu udah siapin kata-kata buat minta maaf sama Zelina nanti?" tanya Gina.

Arka mengangguk mantap. "Udah dong bun."

"Udah lah sayang. Siapa dulu dong yang ngajarin? Ayahnya. Ya kan Arka?." Praja melirik Arka lewat kaca depan mobilnya. Ia mengedipkan satu matanya. Membuat Arka terkekeh ditempat. "Iya yah," jawabnya.

Gina memukul pelan bahu Praja. "Ish kamu itu. Kamu ajarin apa aja anak kamu? Yang aneh-aneh pasti," ucap Gina gemas.

Praja menatap Gina sebentar, lalu pandangannya kembali fokus pada jalanan. "Kamu itu main pukul aja. Kalau aku kehilangan kendali gimana?." Praja memasang wajah sok khawatirnya.

"Gak usah ngelak. Jawab aja. Kamu ngajarin yang engga-engga kan sama Arka?." Gina mendengus kasar.

Praja tersenyum. Melihat ekspresi wajah istrinya. "Engga aku ajarin yang aneh-aneh kok. Tanya aja langsung sama Arkanya."

Gina menolehkan kepalanya. Menatap anaknya yang sedang duduk tenang dikursi belakang. "Bener Arka? Ayah kamu engga ngajarin kamu yang aneh-aneh kan?."

Arka tersenyum. "Engga kok bun," jawab Arka seraya menggeleng pelan.

"Noh kan bener. Aku mah engga pernah boong," ucap Praja dengan sombong.

"Iyain biar seneng." Gina memanyunkan bibirnya. Entah mengapa, ia sangat kesal dengan suaminya.

Praja tersenyum melihat istrinya. Tangan kirinya terulur mengacak surai lembut milik Gina. Ia menarik pipi Gina, membuat siempunya memekik. "Aww."

"Sakit." Gina menepis tangan Praja dari area pipinya.

"Ihhh gemes deh. Pengen nyium," ucap Praja. Membuat Gina mematung ditempatnya. Pipinya memanas.

Gina menunduk untuk menutupi rona merah pada pipinya. Padahal dirinya sudah sering digombali suaminya. Tapi entah mengapa, suaminya selalu saja sukses membuat dirinya tersipu malu.

Gina tidak suka dirinya dalam keadaan seperti ini. Apalagi ditonton oleh anaknya, Arka. Membuatnya semakin malu saja.

Tangan Praja kembali terulur. Memegang dagu Gina. Mendongakkan kepala Gina. Ia tau persis, istrinya itu sedang tersipu malu. "Jangan nunduk. Nanti aku engga bisa ngeliat wajah cantik kamu lagi," gombal Praja.

Gina menatap Praja yang sedang fokus menyetir. "Bisa gak kamu berhenti ngegombal! Malu tuh sama Arka."

Praja terkekeh. "Iya-iya aku minta maaf. Maaf ya sayang kuh cinta kuh serta belahan jiwaku," ucap Praja yang hanya dibalas deheman oleh Gina.

"Tu liat Arka. Gitu cara buat perempuan baper dalam sekejap. Liat kan? Bunda kamu aja bisa langsung ayah buat malu ditempat. Kamu juga harus bisa oke." Praja mengedipkan matanya.

Arka mengacungkan salah satu jempolnya. "Oke ayah," ucapnya dengan cengiran khas yang selalu ia tampakkan.

Gina menoleh, kembali menatap Praja. "Jadi kamu jadiin aku bahan contohan hm?."

Praja nyengir tak berdosa, menampakkan deretan giginya. "Engga kok sayang. Kan aku sayang sama kamu. Masa aku jadiin kamu bahan contohan."

Gina mendelik. Sedetik kemudian ia menjewer telinga Praja. Membuatnya memekik karena merasakan sakit yang menjalar di telinganya. "Aww, sakit sayang sakitttt."

ZELINARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang