Chapter 9

30 10 0
                                    

"Selamat Pagi..."

Chan Tidak Menjawab Sapaan Dari Rose. Dia Masih Sibuk Memakan Baksonya. Hanya Zahra, Aslan & Shandi Yang Menyahut.  "Pagi..."

"Eh Rose. Duduk Donk. Jangan Berdiri Aja" Kata Shandi

"Aku Berdiri Aja Kak"

Rose Menoleh Ke Arah Chan. Cowok Itu Tidak Melirik Sedikitpun Pada Rose. Lalu Ia Menoleh Ke Arah Zahra.

"Nama Kakak Siapa?" Tanya Rose Sopan. Sebenarnya Emosinya Memuncak Saat Bertatapan Langsung Sama Zahra. Tapi Ia Urungkan. Karna Zahra Lebih Tua Darinya & Kakak Kelasnya.

Zahra Tersenyum. "Nama Gue Zahra"

"Kenapa Kakak Duduk Di Sini?"

"Chan Yang Nyuruh"

"Kakak Bisa Duduk Di Tempat Lain?"

Zahra Mengerjapkan Matanya. Apa Adik Kelasnya Ini Bermaksud Mengusirnya. "Oh Iya. Gue Lupa Kalo Chan Kan Udah Punya Pacar"

"Gue Gak Punya Pacar" Ucap Chan Yang Masih Sibuk Memakan Bakso.

"Kak Zahra?" Panggil Rose Memelan.

"Iya"

"Kenapa Kakak Masih Di Sini?"

"Iya Ini Gue Mau Pergi Kok"

Zahra Bangkit Dari Duduknya Beranjak Pergi.

"Tetep Duduk Ra" Tegas Chan

Zahra Mematung Mendengar Suara Tegasan Chan.

"Cepet Pindah Kak" Kata Rose

"Tetep Di Sini Zahra" Kata Chan

"Pindah Kak"

"Tetep Di Sini Ra"

Zahra Mengerutkan Kening. Bingung Ya Jelas Sekali. Apa Yang Harus Ia Lakukan. Zahra Yang Tidak Enak Karna Rose. Langsung Buka Suara. "Lo Di Temenin Pacar Lo Aja Chan"

Pranggg....
Chan Membuang Sendok Ke Lantai Dengan Keras. Kesabarannya Sudah Habis. Kedua Tangannya Mengepal. Emosinya Memuncak.

Semua Orang Yang Ada Di Kantin Pun Tertuju Fokus Pada Chan, Rose & Zahra. Keadaan Begitu Hening. Tidak Ada Yang Berani Buka Suara.

Rachel & Riana Yang Sudah Sampai Di Kantin Pun Tidak Berani Melakukan Apa2. Mereka Berdua Ikut Diam.

Chan Berdiri. Rahangnya Mengeras. Menatap Tajam Pada Zahra. "Gue Udah Bilang. Gue Nggak Punya Pacar"

"Kak Chan..." Panggil Rose Parau

"Apa?" Jawab Chan Dengan Bentakan. Membuat Rose Terkejut Bukan Main. Selama 3 Bulan Ini Rose Memang Selalu Mengganggu Chan. Tidak Pernah Di Bentak. Tapi Sekarang?

Chan Menatap Rose Dengan Mata Harimauanya. "Ngapain Lo Nyuruh Zahra Pindah?"

Rose Diam. Matanya Mulai Berkaca-Kaca.

"Lo Nggak Berhak Nyuruh Dia Pindah. Emangnya Ini Tempat Duduk Lo?"

"Aku Nggak Suka Kakak Deket-Deket Sama Cewek Lain"

"Emangnya Lo Siapa? Orang Tua Gue? Teman Juga Bukan. Jadi Nggak Usah Ngatur-Ngatur Gue"

"Aku Suka Sama Kakak"

"Gue Tau. Setiap Hari Lo Ngomong Itu. Di Tempat Sepi Maupun Tempat Rame. Lo Masih Punya Otak Gak Sih Ngejar-Ngejar Cowok? Lo Nggak Punya Malu?"

".................."

"Seumur Hidup Gue. Baru Kali Ini Ada Cewek Yang Ngejar-Ngejar Gue Sampe Segitunya. Lo Tuh Berlebihan Banget Tau Gak Sih?"

".................."

"Cewek Yang Nggak Tau Diri. Dasar CEWEK MURAHAN!!!"

"CHANDIKA ARKHANA!!!"

Sebuah Teriakan Yang Menggemakan Kantin. Semua Mata Tertuju Fokus Pada Seseorang Yang Baru Berteriak Beberapa Detik Yang Lalu. Rachel.

Riana Yang Ada Di Sampingnya Melebarkan Matanya & Menganga Tidak Percaya. Baru Kali Ini Ada Yang Berani Memanggil Nyaris Teriakan Pada Chan Si Most Wanted Cool Boy & Ketua Osis.

Air Mata Yang Dari Tadi Rose Tahan Akhirnya Tumpah Juga. Ucapan Chan Sangat Menyelekit Di Hatinya. Sakit Sekali.

Rachel Langsung Menghampiri 2 Orang Yang Menjadi Pusat Perhatian Saat Ini. Chan & Rose. Sedangkan Riana. Ia Masih Diam Di Tempat.

"Rose. Ayo Pergi" Ajak Rachel

Rose Menggeleng. Menatap Chan Dengan Air Mata Yang Sudah Mengalir Deras Di Pipinya.

"Kak Chan. Cepet Tarik Ucapan Kakak Yang Barusan"

".................."

"Aku Yakin Kakak Nggak Bermaksud Ngomong Kaya Gitu?"

"................."

"Cepet Tarik Ucapannya" Kata Rose, Suaranya Mulai Serak

Chan Masih Diam. Tidak Merespon. Menatap Rose Dengan Dengan Tatapan Datarnya. Hatinya Seperti Teriris Melihat Rose Menangis. Dia Tidak Pernah Membuat Orang Menangis Apalagi Seorang Wanita.

Rose Menghela Nafas Terengah. Ia Tidak Bisa Menjadi Pusat Perhatian Seperti Ini Terus. Rose Langsung Pergi Meninggalkan Kantin Di Ikuti Riana Di Belakangnya.

"Udah Puas?" Bentak Rachel Menatap Tajam Pada Chan

".................."

"Gue Gak Bisa Hormatin Lo Sebagai Kakak Kelas & Ketua Osis. Kalo Sikap Lo Kaya Gini"

".................."

"Sikap Lo Yang Kaya Gini Itu Nggak Pantes Jadi Ketua Osis Tau Nggak?"

"................."

"Gue Tau Lo Risi Karna Rose Selalu Ganggu Lo. Tapi Nggak Usah Hina-Hina Dia Juga Kali. Apa Seburuk Rupa Rose Di Mata Lo Sampe Ngehina Dia?"

"...................."

"Oh.... " Rachel Tersenyum Miring. "Jangan-Jangan Bener Lagi Kalo Lo Itu Homo. Soalnya Semua Orang Juga Nggak Ada Yang Pernah Tuh Ngeliat Lo Jalan Sama Cewek"

Rachel Mengedarkan Pandangannya Pada Semua Siswa Di Kantin. "Buat Cowok Di Sini. Yang Nggak Suka Sama Rose Acungkan Tangan" Teriaknya

Semua Cowok Diam. Memang Faktanya Tidak Ada Yang Tidak Suka Sama Rose. Siapa Sih Yang Nggak Suka Sama Rose. Orangnya Cantik. Manis. Imut. Baik. Ramah. Lemah Lembut. Putih. Hidung Mancung. Pinter. Langsing. Tinggi Bak Model. Eyes Green & Bule Lagi.

Beralih Lagi Menatap Chan Yang Masih Berdiri Tegap. "Cuma Orang Bodoh Yang Nggak Suka Sama Rose"

"Dasar Cowok Berhati Batu" Kata Rachel Untuk Yang Terakhir Kalinya. Lalu Pergi Meninggalkan Kantin.

Setelah Rachel Hilang Dari Pandangannya. Chan Langsung Pergi Meninggalkan Kantin. Kenapa Jadi Kaya Gini Batinnya.

Peristiwa Tersebut Benar-Benar Langka. Baru Pertama Kalinya Ada Orang  Yang Berani Memaki Chan. Tepatnya Di Depan Umum. Adik Kelas Pula.

"Kenapa Gue Diem Aja Di Maki-Maki Sama Temennya Rose. Mulut Gue Kaku Banget. Kaya Ke Kunci Gitu. Apa Gue Terlalu Berlebihan Yah Sama Rose Tadi?" Batin Chan

Friendship 3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang